BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Scabies adalah penyakit kulit yang mudah menular. Orang jawa sering menyebutnya gudig. Penyebabnya adalah Sarcoptes scabei. Cara penularan penyakit ini adalah melalui kontak langsung dengan penderita atau tidak langsung melalui alat-alat yang dipakai penderita, misal : baju, handuk, dll.Gejala klinis yang sering menyertai penderita adalah : Gatal yang hebat terutama pada malam hari sebelum tidur, Adanya tanda : papula (bintil), pustula (bintil bernanah), ekskoriasi (bekas garukan), bekas-bekas lesi yang berwarna hitam, Dengan bantuan loup (kaca pembesar), bisa dilihat adanya kunikulus atau lorong di atas papula (vesikel atau plenthing/pustula).
Predileksi atau lokasi tersering adalah
pada sela-sela jari tangan, bagian fleksor pergelangan tangan, siku bagian
dalam, lipat ketiak bagian depan, perut bagian bawah, pantat, paha bagian
dalam, daerah mammae/payudara, genital, dan pinggang. Pada pria khas ditemukan
pada penis sedangkan pada wanita di aerola mammae. Pada bayi bisa dijumpai pada
daerah kepala, muka, leher, kaki dan telapaknya. Pemariksaan adanya skabies
atau Sarcoptes scabei dengan cara :Melihat adanya burrow dengan kaca pembesar
Papula, vesikel yang dicurigai diolesi pewarna (tinta) kemudian dicuci dengan
pelarutnya sehingga terlihat alur berisi tinta Melihat adanya sarcoptes dengan
cara mikroskopis, yaitu : Atap vesikelnya diambil lalu diletakkan di atas gelas
obyek terus ditetesi KOH 30%, ditutup dengan gelas penutup dan diamati dengan
mikroskop. Papula dikorek dengan skalpel pada ujungnya kemudian diletakkan pada
gelas obyek lalu ditutup dan diamati dengan mikroskop.
Meski sekarang sudah sangat jarang dan
sulit ditemukan laporan terbaru tentang kasus skabies diberbagai media di
Indonesia (terlepas dari faktor penyebabnya), namun tak dapat dipungkiri bahwa
penyakit kulit ini masih merupakan salah satu penyakit yang sangat mengganggu
aktivitas hidup dan kerja sehari-hari. Di berbagai belahan dunia, laporan kasus
skabies masih sering ditemukan pada keadaan lingkungan yang padat penduduk,
status ekonomi rendah, tingkat pendidikan yang rendah dan kualitas higienis
pribadi yang kurang baik atau cenderung jelek. Rasa gatal yang ditimbulkannya
terutama waktu malam hari, secara tidak langsung juga ikut mengganggu
kelangsungan hidup masyarakat terutama tersitanya waktu untuk istirahat tidur,
sehingga kegiatan yang akan dilakukannya disiang hari juga ikut terganggu. Jika
hal ini dibiarkan berlangsung lama, maka efisiensi dan efektifitas kerja
menjadi menurun yang akhirnya mengakibatkan menurunnya kualitas hidup
masyarakat. (Kenneth, F,1995).
Menurut Departemen Kesehatan RI
prevalensi skabies di puskesmas seluruh Indonesia pada tahun 1986 adalah 4,6 %
- 12,95 % dan skabies menduduki urutan ketiga dari 12 penyakit kulit tersering.
Di bagian Kulit dan Kelamin FKUI/RSCM pada tahun 1988, dijumpai 704 kasus
skabies yang merupakan 5,77 % dari seluruh kasus baru. Pada tahun 1989 dan 1990
prevalensi skabies adalah 6 % dan 3,9 % (Sungkar,S, 1995).
1.2 Tujuan
1.2.1
Tujuan umum
Setelah menjalani proses pembelajaran teori mengenai
asuhan keperawatan diharapkan setiap maha siswa mampu menuangkan hasil fikirnya
kedalam dunia praktek yang artinya atau kata lain bermanfaat bagi kesehatan
diri sendir dan orang lain
1.2.2
Tujuan khusus
Setelah menyelesaikan praktikum dan seminar maha
siswa mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada klien scabies
a)
Menjelaskan
tujuan pustaka pada klien Scabies
b)
Melakukan
pengkajian pada klien Scabies
c)
Menganalisa
data-data pada klien Scabies
d)
Membuat
erencana keperawatan pada klien Scabies
e)
Melakukan
implementasdi pada klien Scabies
f)
Melakukan
evaluasi pada klien Scabies
1.3 Manfaat
1.3.1
Bagi maha siswa
Maha
siswa mampu mengaplikasikan pengalaman / pemahan tentang bagaiman mengelola dan
mencapai tujuan asuhan keperawatan
1.3.2
Bagi institusi pendidikan
AKPER
aisyiyaj berpan sebagai tempat yang menggambarkan suatu kejaian dilapangan dan bagaimana
kita mampu untuk mengatasai sebagaimana suliutnya di lapangan dengan kata lain
melatih
1.3.3
Bagi institusi RSMP muhammadiyah
Palembang
Dapat
dijakan sebagai tempat terakhir yang ddimana di situlah maha siswa mampu
menentukan ilmu yang benar-benar nyata dan berperan penting dalam
kesehatan baik itu klien atau diri
seorasng perawat sendiri
BAB II
SCABIES
A. KONSEP
PENYAKIT
1. Pengertian
Scabies (the itch, gudik, budukan, gatal agogo)
adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi terhadap sarcoptes scabiei var.hominis dan
produknya ( Mansjoer, 2000 : 110).
Faktor
penunjang penyakit ini antara lain sosial ekonomi rendah, hygiene buruk, sering
berganti pasangan seksual, kesalahan diagnosis, perkembangan demografis serta
ekologik.
Penyakit
scabies merupakan penyakit menular oleh kutu tuma gatal sarcoptes skabei, kutu
tersebut memasuki kulit stratum korneum, membentuk kanalikuli atau terowongan
lurus atau berkelok sepanjang 0,6 sampai 1,2 sentimeter.
1.Epidermis(kulit
ari)
Lapisan
paling luar terdiri atas lapisan epitel gepeng. Unsur utamanya adalah sel-sel
tanduk (keratinosit) dan sel melanosit.
Lapisan epidermis tumbuh terus karena lapisan sel induk yang berada di lapisan
bawah bermitosis terus menerus, sedangkan lapisan paling luar epidermis akan
terkelupas atau gugur. Epidermis dibina oleh sel-sel epidermis terutama
serat-serat kolagen dan sedikit serat elastis.
Kulit
ari(epidermis) terdiri atas beberapa lapis sel. Sel-sel ini berbeda dalam
beberapa tingkat pembelahan sel secara mitosis. Lapisan permukaan dianggap
sebagai akhir keaktifan sel, lapisan tersebut terdiri atas 5 lapis.
1. stratum
korneum (stratum corneum) : lapisan ini terdiri atas banyak
lapisan sel tenduk(keratinasi), gepeng, kering, dan tidak berinti.
2. stratum
lusidum (stratum lucidum) : lapisan ini terdiri
atas beberapa lapis sel yang sangat gepeng dan bening. Membran yang membatasi
sel-sel tersebut sulit terlihat sehingga lapisannya secara keseluruhan seperti
kesatuan yang bening.
3. stratum
granulosum (stratum granulosum) : lapisan ini terdiri atas 2-3
lapis sel poligonal yang agak gepeng dengan inti di tengah dan
sitoplasmanya berisi butiran (granula)
keratohialin atau gabungan keratin dengan hialin.
4. stratum
spinosum (strarum
spinosum) : lapisan
ini terdiri atas banyak lapisan sel berbentuk kubus dan poligonal, inti
terdapat di tengah dan sitoplasmanya berisi berkas-berkas serat yang terpaut
pada desmosom (jembatan sel).
5. stratum
malpigi (stratum malpighi) : unsur-unsur lapis taju yang
mempunyai susunan kimia yang khas. Inti bagian basal lapis taju mengandung
kolestrol dan asam-asam amino. Stratum malpighi merupakan lapisan terdalam dari
epdermis yang berbatasan dengan dermis di bawahnya dan terdiri atas selapis sel
berbentuk kubus (batang).
2.kulit
jangat (dermis)
Batas dermis yang sukar ditentukan
karena menyatu dengan lapisan subkutis(hipodermis), ketebelannya antara 0,5-3
mm, beberapa kali lebih tebal dari epidermis, dan dibentuk dari komponen
jaringan pengikat. Derivat dermis terdiri atas bulu, kelenjar minyak, kalenjar
lendir, dan kelenjar keringat yang membenam jauh kedalam dermis
Lapisan dermis terdiri atas
bagian-bagian berikut.
1.
Lapisan papilla; mengandung lekuk-lekuk papilla sehingga stratum malpigi juga ikut
melekuk. Lapisan ini mengandung lapisan pengikat longgar yang membentuk lapisan
bunga karang disebut lapisan stratumspongeosum.
2. Lapisan retikulosa: lapisan retikulosa mengandung
jaringan pengikat rapat dan serat kolagen. Sebagian besar lapisan ini tersusun
bergelombang, mengandung sedikit serat
retkulin, dan banyak serat elastin. Sesuai dengan arah jalan serat-serat
tersebut terbentuklah garis ketegangan kulit.
Bahan dasardermis merupakan bahan matrik amorf yang memebenam pada serat
kolagen dan elastin. Turunan kulit glikosaminoglikans utama kulit adalah asam hialuronat dan dermatan
sulfat dengan perbandingan yang beragam di berbagai tempat, bahan dasar ini
bersifat sangat hidrofilik.
3.hipodermis
Hipodermis adalah lapisan bawah
kulit (fasia superfisialis) yang terdiri atas jaringan pengikat longgar,
kompenennya serat longgar, elastis dan sel lemak. Sel-sel lemak membentuk
jaringan lemak pada lapisan adiposa yang terdapat susunan lapisan subkutan untuk
menentukan mobilitas kulit diatasnya. Bila terdapat lobulus lemak yang merata,
hipodermis membentuk bantal lemak disebut pannikulus
adiposus.
3. Etiologi
Scabies
disebabkan oleh sarcoptes scabiei var.hominis.
Secara
morfologik merupakan tungau kecil, berbentuk oval, punggungnya cembung dan
bagian perutnya rata. Tungau ini transient, berwarna putih kotor, dan tidak
bermata.
4. Manifestasi klinis
Diagnosis dibuat dengan menemukan 2 dari 4 tanda
cardinal berikut:
-
Pruritus
nokturna ( gatal pada malam hari ) karena aktivitas tungau lebih tinggi pada
suhu yang lebih lembab dan panas.
-
Umumnya
ditemukan pada sekelompok manusia, misalnya mengenai seluruh anggota keluarga.
-
Adanya
terowongan ( kunikulus ) pada tempat – tempat predileksi yang berwarna putih
atau keabu – abuan, berbentuk garis lurus atau berkelok, rata – rata panjang 1
cm, pada ujung terowongan itu ditemukan papul atau vesikel. Jika timbul infeksi
sekunder ruam kulit menjadi polimorfi ( pustull, ekskoriasi dll). Tempat
predileksi biasanya daerah dengan stratum korneum tipis, yaitu sela – sela jari
tangan, pergelangan tangan bagian volar, siku bagian luar, lipat ketiak bagian
depan, aerola mammae dan lipat glutea, umbilicus, bokong, genitalia eksterna,
dan perut bagian bawah. Pada bayi dapat menyerang telapak tangan dan telapak
kai bahkan seluruh permukaan kulit. Pada remaja dan orang dewasa dapat timbul
pada kuli kepala dan wajah.
-
Menemukan
tungau merupakan hal yang paling diagnostic
Pada pasien
dengan hygiene terjaga, lesi yang timbul hanya sedikit sehingga diagnosis
kadangkala sulit ditegakkan. Jika penyakit berlangsung lama, maka dapat timbul
likenifikasi, impetigo, dan furunkulosis.
5. Patoflow
Tungau scabies
|
Salaman atau bergandeng tangan
|
Lesi kulit
|
garuk
|
Pola tidur terganggu
|
Infeksi sekunder
|
Kerusakan integritas
|
Pendidikan rendah
|
Gatal yang herbat
|
Informasi yang terbatas
|
Kurang pengetahuan
|
6. Komplikasi
Bila
skabies tidak diobati selama beberapa minggu atau bulan, dapat timbul
dermatitis akibat garukan.Erupsi dapat berbentuk impetigo, ektima, sellulitis,
limfangitis, dan furunkel.Infeksi bakteri pada bayi dan anak kecil yang
diserang scabies dapat menimbulkan komplikasi pada ginjal.Dermatitis iritan
dapat timbul karena penggunaan preparat anti skabies yang berlebihan, baik pada
terapi awal ataupun pemakaian yang terlalu sering.
• Urtikaria
Urtikaria adalah reaksi dari
pembuluh darah berupa erupsi pada kulit yang berbatas tegas dan menimbul
(bentol), berwarna merah, memutih bila ditekan, dan disertai rasa
gatal.Urtikaria dapat berlangsung secara akut, kronik, atau berulang. Urtikaria
akut umumnya berlangsung 20 menit sampai 3 jam, menghilang dan mungkin muncul
di bagian kulit lain.
• Infeksi sekunder
• Folikulitis
Folikulitis adalah peradangan pada
selubung akar rambut (folikel). Pada kulit yang terkena akan timbul ruam,
kemerahan dan rasa gatal. Di sekitar folikel rambut tampak beruntus-beruntus
kecil berisi cairan yang bisa pecah lalu mengering dan membentuk keropeng.
• Furunkel
Furunkel (bisul) adalah infeksi
kulit yang meliputi seluruh folikel rambut dan jaringan subkutaneus di
sekitarnya.Paling sering ditemukan di daerah leher, payudara, wajah dan
bokong.Akan terasa sangat nyeri jika timbul di sekitar hidung atau telinga atau
pada jari-jari tangan.Furunkel berawal sebagai benjolan keras bewarna merah
yang mengandung nanah. Lalu benjolan ini akan berfluktasi dan ditengahnya
menjadi putih atau kuning (membentuk pustula). Bisul bisa pecah spontan atau
mengeluarkan nanahnya, kadang mengandung sedikit darah.
• Infiltrat
• Eksema infantum
Eksema atau Dermatitis atopik atau
peradangan kronik kulit yang kering dan gatal yang umumnya dimulai pada awal
masa kanak-kanak.Eksema dapat menyebabkan gatal yang tidak tertahankan,
peradangan, dan gangguan tidur.
7. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan kerokan kulit secara mikroskopis positif adanya
kutu, telur, nimfaatau skibala (butiran feses) è scabies
Cara
menemukan tungau :
1. Carilah mula-mula terowongan,
kemudian pada ujung dapat terlihat papul atau vesiel. Congkel dengan jarum dan
letakkan diatas kaca obyek, lalu tutup dengan aca penutup dan lhat dengan
mikroskop cahaya.
2. Dengan cara menyikat dengan siat dan
ditampung diatas selembar kertas putih dan dilihat dengan kaca pembesar.
3. Dengan membuat bipsi irisan, caranya
; jepit lesidengan 2 jari kemudian buat irisa tipis dengan pisau dan periksa
dengan miroskop cahaya.
4. Dengan biopsy eksisional dan
diperiska dengan pewarnaan HE.
8. Penatalaksanaan medis
Syarat obat
yang ideal ialah efektif terhadap semua stadium tungau adalah tidak menimbulkan
iritasi dan tidak toksik, tidak berbau atau kotor, tidak merusak atau mewarnai
pakaian, mudah diperoleh, dan harganya terjangkau.
Jenis obat
topical :
1.
Belerang
endap ( sulfur presipitatum) 4- 20 % dalam bentuk salep atau krim
2.
Emulsi
benzyl – benzoate 20 – 25 % efektif terhadap semua stadium, diberikan setiap
malam selama 3 kali.
3.
Gama benzene
heksa klorida (gameksan) 1% dalam bentuk krim atau losio, termasuk obat pilihan
karena efektif terhadap semua stadium, mudah digunakan dan jarang member
iritasi.
4.
Krotamiton
10% dalam krim atau losio mempunyai dua efek, sebagai antiskabies dan
antigatal.
5.
Krim
permetrin 5 % merupakan obat yang paling efektif dan aman karena sangat
mematikan untuk parasit sarcopta scabiei dan memiliki toksisitas rendah pada
manusia.
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1)
Aktifitas / istirahat
Gejala : nyeri dan gatal pada daerah yang bermasalah
Tanda : istirahat terganggu
2)
Integritas ego
Gejala : sering menggaruk kegatalan
Tanda : jengkel dan selalu menggaruk tanpa memikirkan akibatnya
3)
Higene
Gejala : penurunan aktifitas menjaga kebersihan badan
Tanda : kebersihan buruk, bau badan.
4)
Keamanan
Gejala : sensitive terhadap kondisi lingkungan
Tanda : kemerahan pada saat suhu naik
5)
Interaksi social
Gejala : ketergantunan , perubahan interaksi social
Tanda : malu dan menghindari orang lain
B. Diagnosa keperawatan
1.
Ganggua
Rasa gatal berhubungan dengan lesi kulit.
2. Gangguan Pola tidur berhubungan dengan rasa gatal pada malam hari.
3.
Kurang pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan informasi
yang ada
C. Intervensi
dan arasionalisasi tindakan keperawatan
1.
Rasa gatal
berhubungan dengan lesi kulit.
Tujan : setelah dilakukan tindakan keperawatan tidak gatal
lagi
Criteria hasil :
Tidak gatal lagi
Bisa istirahat dengan tenang
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
1. Temukan penyebanyeri/gatal
2. Gunakan sabun
ringan (dove)/sabun yang dibuat untuk kulit yang sensitif
3. Lepaskan
kelebihan pakaian/peralatan di tempat tidur
4. Menjaga agar
kuku selalu terpangkas (pendek).
5. Nasihati
klien untuk menghindari pemakaian salep /lotion yang dibeli tanpa resep
Dokter.
|
Membantu mengidentifikasi tindakan yang tepat untuk
memberikan kenyamanan
Upaya ini
mencakup tidak adanya detergen, zat pewarna.
Meningkatkan lingkungan yang sejuk.
Mengurangi
kerusakan kulit akibat garukan
Masalah klien
dapat disebabkan oleh iritasi/sensitif karena pengobatan sendiri
|
2.
Gangguan pola
tidur berhubungan dengan rasa gatal pada malam hari.
Tujuan :
-
Waktu
istirahat cukup
Criteria
hasil :
-
Istirahat
dengan tenang
-
Tidak
ada gatal
-
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
1.
Kaji tidur klien
2. Berikan
kenyamanan pada klien (kebersihan tempat tidur klien
4. Catat
banyaknya klien terbangun dimalam hari.
5. Berikan
lingkungan yang nyaman dan kurangi kebisingan.
6. mengukur tanda-tanda vital
|
Mengetahui jumlah kecukupan
istirahat
Posisi yang nyaman membantu klien
untuk istirahat dengan tenang
Mengetahui jumlah istirahat yang
tidak terpenuhi
Lingkungan yang bisang
berpengaruh besar kenyamanan istirahat
Mengetahui keadaan umum pasien
|
3.
Kurang pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan informasi
yang ada
Tujuan :
setelah dilakukan tindakan keperawatan klien tahu tentang penyakit ini
Criteria
hasil :
Klien
mengetahui penularan penyakit ini
Klien
mampu menjaga kebersihan dengan benare
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
1. Kaji tingkat pengetahuan klien
2. Diskusikan program obat-obatan,
hindari obat yang dijual bebas.
3. Jelaskan tentang tanda/gejala
yang memerlukan evaluasi medic
4. Tunjukkan perawatan yang tepat
terhadap penyakit ini
|
Mengetahui tingkat pengetahuan
klien tentang penyakit ini
Menghindari zat-zat kimia yang
berbahaya bagi kesehatan
Mencegah dari komplikasi lainya
dengan penangan yang baik dan benar
Untuk memberikan contoh yang
benar agar klien mampu menjaga kesehatan dengan prosedur kesehatan yang baik
dan benar
|
DAFTAR PUSTAKA
Mansjoer,
Arif, et all. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. Jilid 2. Jakarta :
Media Aesculapius FKUI.
Diagnosis
Keperawatan NANDA Defenisi dan Klasifikasi. Jakarta: EGC. 2010.
Closkey, Mc, et all. 2007. Diagnosa Keperawatan
NOC-NIC. St-Louis
Carpenito, Linda Juall. 2001. Diagnosa Keperawatan.
Jakarta : EGC.
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH PADA Tn.K
DENGAN GANGGUAN PADA SYSTEM INTEGUMEN SCABIES
DI RUANG INFEKSI RSUD RYACUDU
LAMPUNG UTARA
Tanggal Masuk :
Tanggal Pengkajian
:
A. IDENTITAS KLIEN
1) Pasien
Inisial : Tn .”K”
Umur : 53 tahun
Pendidikan : smp
Pekerjaan : buruh
Status Pernikahan : menikah
Alamat : kota bumi
Diagnosa Medis : Scabies
No. Reg / Rm :
2) Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny”S”
Umur : 48
tahun
Pendidikan :
SD
Pekerjaan :
turut suami
Status Pernikahan : menikah
Alamat : kotabumi
B. PENGKAJIAN
1) Alasan utama datang ke rumah
sakit : klien mengatakan gatal yang tidak
sembuh-sembuh
2) Keluhan Utama ( Saat dikaji ) :
klien mengeluh gatal pada ketiak
3) Riwayat perjalan penyakit saat ini
( P,Q,R,S,T )
Klien mengatakan 5 hari sebelum masuk RS mengalami
gatal yang sangat hebat di bagian ketiak kanan dan kiri . dan gatalnya terjadi
setiap malam saja . setelah 1 hari dirawat di RS dipastikan klien mengalami
scabies akibat oleh kutu.dan lokasi gatal selalu melebar dan gatal secara terus
menerus.
Riwayat
penyakit dahulu : Klien mengatakan tidak ada riwayat sakit masa lalu
4) Riwayat penyakit keluarga : klien
mengatakan tidak ada keluarga yang menderita poenyakit ini
GENOGRAM
KETERANGAN:
:Perempuan :
Cerai/putus :Orang Terdekat
:Laki-Laki :
Meniggal :Umur klien
:Tinggal
serumah :Klien
5) Riwayatan Pengobatan dan alergi :
a. Riwayat pengobatan : Sebelum
kerumah saki klien mengatkan pergi ke puskesmas terdekat
b.
Riwayat
alergi : Klien mengatakan tidak ada alergi
C. PENGKAJIAN FISIK
- Keadaan Umum
Kesadaran :
GCS ; E; 4 M; 6 V; 3 = 13
Compos mentis : klien dalam keadaan sadar
penuh
Vital Sign :
-
Tekanan
Darah :
120/90 mmHg
-
Tekanan
Nadi : 84 x/menit
-
RR : 20 x/menit
-
Suhu
Tubuh : 36 °C
Sakit
/ Nyeri : gatal pada daerah yang bermasalah
Status
Gizi : Berat badan
klien dalam kondisi ideal
Sikap
: klien
mengatakan saat gatal klien langsung mengambil barang runcing/tajam untuk
menggaruk
Masalah
Keperawatan : gatal pada daerah ketiak
- Pemeriksaan Khusus
Kulit
Warna : Warna kulit anemis
Tugor : Tugor kulit elastis
Tekstur : Tekstur kulit
elastis
Kelembapan
: Kelembapan kulit basah
Memar/Luka : terdepat luka akibat bekas garukan
Kebersihan : kebersihan kulit kurang
Masalah
keperawatan : kebersihan kulit kurang
Ada luka
bekas garuka
Kepala
Bentuk : Bentuk kepala simetris kiri dan kanan
Warna
Rambut :
Warna rambut hitam
Distribusi :
Distribusi rambut hitam merata
Tekstur
: Tekstur
kulit halus
Kualitas
: Berbau dan
Berminyak
Kebersihan
: Kebersihan rambut
tidak bersih karna berminyak
Masalah
Keperawatan : Timbul ketombe
Mata
Bentuk
: Mata tidak simetris, mata kanan mengalami kecacatan
Konjungtiva
: Konjungtiva tidak anemis (berwarna merah
jambu)
Sklera : Sklera
mata putih
Reaksi
cahaya : Dapat berkedip bila ada
rangsangan cahaya
Pupil : Pupil
isokator
Visus : 6/6
Kebersihan : kebersihan mata cukup bersih
Masalah
keperawatan : Tidak ada masalah
Hidung
Bentuk : Simetris,tidak ada kelainan
Kebersihan : Cukup bersih di area hidung
Masalah
keperawatan : Tidak ada masalah
Telinga
Bentuk : Simetris, telinga
kanan kiri
Pendengaran : Dapat mendengar dengan jelas
Kebersihan : Cukup bersih pada area
telinga
Masalah keperawatan
: Tidak ada masalah
Mulut dan Tenggorokan
Mukosa bibir : Simetris antara bibir atas dan bawah
Bibir : Bibir normal
Sakit
menelan : Sakit ketika menelan
Lidah : Tidak dapat membedakan rasa (
campah )
Tonsil : Normal ( tidak ada
penyakit )
Kebersihan : Cukup bersih pada area
mulut dan tenggorokan
Masalah
keperawatan : tidak ada masalah
Leher
Bentuk :
Simetris kiri dan kanan tampak seimbang
Kelenjar
tiroid : Normal ( Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid )
Vena
jugularis : Tidak ada
peningkatan vena jugularis
Masalah
keperawatan : Tidak ada masalah
Dada
Jantung
Inpeksi : Ictus cordis tampak terlihat
Palpasi : Vocal premitus HR :
80 x/ menit
Perkusi : Sonor Suara perkusi jaringan paru yang normal
Auskultasi
: Irama teratur, tidak ada
suara tambahan
Paru-paru
Inpeksi : Simetris, tidak ada kelainan (
) RR: 20 x/ menit
Palpasi : Tidak ada nyeri
tekan
Perkusi : Sonor, suara perkusi
jaringan paru yang normal
Auskultasi : Vesikuler bunyi, pernapasan normal
Kebersihan : bersih
Masalah keperawatan :
Tidak ada masalah keperawatan
Abdomen
Inpeksi : Bentuk : semitris, tidak
ada pembesaran
Auskultasi : Peristaltik :4 x/menit
Palpasi : ada nyeri tekan
Perkusi : Timpani bunyi
perkusi perut redup
Masalah keperawatan
: Tidak ada masalah
Genetalia
Penis :
Normal
Srotum dan testis
:
Normal
Anus : Tidak terdapat pelebaran
pena
Kebersihan : Kebersihan pada genetalia
bersih
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah
Ekstremitas atas dan bawah
Rentang gerak : Tidak terdapat keterbatasan gerak
Kekuatan otot :
Skala 5 kekuatan utuh
Nyeri sendi : Tidak ada nyeri sendi
Edema : Tidak ada edema
Masalah keperawatan :
Tidak ada masalah
D.
AKTIVITAS
SEHARI-HARI
NO
|
Kegiatan
|
Sebelum masuk rumah sakit
|
Setelah masuk rumah sakit
|
1
|
Pola makan
-
Frekuensi
-
Jenis
-
Jumlah
Masalah
keperawatan
|
3x sehari
Nasi sayuran
dan lauk pauk
1 porsi
Tidak ada
masalah
|
3 x sehari
Bubur dan
sayuran
1 porsi
Tidak ada
masalah
|
2
|
Pola minum
-
Frekuensi
-
Jenis
-
Jumlah
-
Masalah keperawatan
|
4x/ hari
Air putih
6 gelas /
hari
Tidak ada
|
4x/ hari
Air putih
6 Gelas /
hari
Tidak ada
|
3
|
Pola
eliminasi
BAB
-
Frekuensi
-
Konsitensi
-
Warna
-
Masalah
BAK
-
Frekuensi
-
Warna
-
Jumlah
Masalah keperawatan
|
2x sehari
Lunak
Kuning
Tidak ada
5 x sehari
Kuning pekat
1600 ml
Tidak ada
|
2x / hari
Lunak
Kuning
Tidak ada
4x sehari
kuning
1500 ml
Tidak ada
|
4
|
Personal
Hygiene
-
Mandi
-
Keramas
-
Gosok gigi
-
Potong kuku
-
Ganti pakaian
Masalah keperawatan
|
1x/2sehari
1x/2minggu
1x sehari
3x seminggu
1x /2sehari
Personal hygien buruk
|
1x sehari
1x sehari
1x sehari
1x seminggu
1x sehari
Tidak ada masalah
|
5
|
Pola
aktivitas
-
Lama tidur siang
-
Lama tidur malam
-
Gangguan tidur
Masalah keperawatan
|
1 jam
1 jam
ada
pemenuhan kebutuhan istirahat kurung
|
1jam
3 jam
ada
pemenuhan kebutuhan istirahat kurang dari cukup
|
E. PENGKAJIAN MASALAH PSIKOLOGI,SOSIAL
DAN SPIRITUAL
PSIKOLOGIS
Perasaan klien setelah mengalami
masalah ini adalah klien merasa menyesal akibat kurang menjaga kebersihan badan
Cara mengatasi perasaan tersebut
berdo’a dan bertanya pada perawat
Rencana klien setelah maslahnya
terselesaikan akan mencegah agar trauma uretra tidak terulang lagi
Jika rencana ini tidak dapat
dilaksanakan klien akan control ulang ke dokter
Pengetahuan klien tentang masalah /
penyakit yang ada klien belum begitu paham tentang proses penyakit dan
pengobatan .
Masalah keperawatan : kurang
pemengetahuan
SOSIAL
Aktivitas atau peran klien di
masyarakat adalah sebagai anggota masyarakat biasa
Kebiasaan lingkungan yang tidak
disukai adalah lingkungan yang kotor dan sampah berserakan
Cara mengatasinya membersihkan
lingkungan disekitar
Masalah keperawatan : Tidak ada
masalah
BUDAYA
Budaya yang diikkuti klien adalah
budaya melayu yang aktifitasnya adalah gemar memancing
Keberatannya dalam mengikuti budaya
adalah tidak merasa keberatan
Cara mengatasi keberatan tersebut
adalah tidak ada
Masalah keperawatan : Tidak ada
masalah
SPIRITUAL
Aktifitas ibadah yang biasa
dilakukan sehari-hari adalah solat 5 waktu
Kegiatan keagamaan yang biasa
dilakukan adalh pengajian
Aktifitas ibadah yang sekarang
tidak dapat dilaksanakan adalah mengaji
Perasaan klien akibat tidak dapat
melaksanakan aktivitas tersebut sedih karena tidak bisa mengikuti pengajian
Upaya klien mengatasi perasaan
tersebut Klien tetap melaksanakan solat 5 waktu
Apa keyakinan klien tentang
peristiwa/maslah kesehatan yang sekarang sedang dialami segala sesuatu itu
datangnya dari Allah dan kembali kepadanya
Masalah Keperawatan : Tidak ada
masalah
ANALISA DATA
Nama pasien : Tn”K” Diagnosa
medis : scabies
Jenis kelamin : laki No. Med. Record : 213584
No.kamar : 3B4/2 Hari/Tanggal
: Kamis, 11 Juli 2013
No
|
Data penunjang
|
Etiologi
|
Masalah Keperawatan
|
1
|
DS
:
o Klien mengatakan di daerah ketiak
sangat gatal
Do
:
o Terdapat warna kehitaman pada
daerah ketiak
o Klien tampak menggaruk
o
|
Tungau scabies
↓
Salaman / bergandeng tangan
↓
Gatal hebat
↓
garukan
↓
Lesi kulit
↓
Rasa gatal
|
Rasa gatal
|
2
|
DS
:
o Klien mengatakan tidak bias tidur
DO
:
o Klien tampak sering menggaruk
o Klien tampak tidak bias tidur
o TD : 120/90 mmHg
o Nadi : 84 x/menit
o RR : 20
o T : 36 C
|
Gatal hebat
↓
menggaruk
↓
Tidak bias istirahat tenang
↓
Gangguan pola tidur
|
Gangguan
pola tidur
|
3
|
Ds
:
o Klien mengatakan tidak tahu jelas
penyakit ini
Do
:
o Klien tampak bingung ketika
dikaji
|
Pendidikan rendah
↓
Informasi terbatas
↓
Kurang pengetahuan
|
Kurang
pengetahuan
|
Daftar
Masalah Keperawatan
1. Rasa
gatal
2. Gangguan
pola tidur
3. Kurang pengetahuan
Prioritas
Diagnosa Keperawatan
1. Rasa
gatal
2. Gangguan
pola tidur
3. Kurang pengetahuan
Diagnosa
Keperawatan
1. Rasa gatal berhubungan lesi kulit
2. Gangguan pola tidur berhubungan
dengan rasa gatal pada malam hari
3. Kurang pengetahuan berhubungan
dengan keterbatasan informasi yang ada
RENCANA KEPERAWATAN
Nama
pasien : Tn”K”
Diagnosa
medis : scabies
Jenis
kelamin : laki
No.
Med. Record :
No.kamar
: 3
Hari/Tanggal
:
No
|
Diagnosa
|
Tgl/jam
|
Tujuan
dan criteria hasil
|
Intervensi
keperawatan
|
Rasional
|
Ttd
|
1
|
Rasa
gatal berhubungan dengan lesi kulit
DS
:
o Klien mengatakan di daerah ketiak
sangat gatal
Do
:
o Terdapat warna kehitaman pada
daerah ketiak
o Klien tampak menggaruk
|
Tujuan :
Setelah dilakukan keperawatan 1x2
jam diharapkan gatal berkurang
kriteria
hasil :
tidak gatal lagi
bias istirahat dengan tenang
|
1.
Tentukan
lokasi gatal
2.
Gunakan
sabun ringan
3.
Kurangi
pakaian yang banyak terpakai dibadan
4.
Usahakan
kuku selalu pendek
5.
Jangan
gunakan salep tanpa resep dokter
|
1) Memudahkan dalam menentukan
tindakan keperawatan
2) Menghindari detergen yang membuat
iritasi
3) Lingkungan sejuk penting
4) Menncah luka akibat garukan
5) Mengantisipasi akibat kulit
sensitiev
|
||
2
|
Gangguan
pola tidur berhubungan dengan rasa gatal pada malam hari
DS
:
o Klien mengatakan tidak bias tidur
DO
:
o Klien tampak sering menggaruk
o Klien tampak tidak bias tidur
o TD : 120/90 mmHg
o Nadi : 84 x/menit
o RR : 20
T
: 36 C
|
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan 1x3jam diharapkan klien bias istirahat dengan tenang
kriteria
hasil :
pemenuhan kebutuhan istirahat
cukup
istirahat dengan tenang
|
1. Kaji waktu tidur
2. Bersihkan selalu tempat tidur
3. Catat setiap kali klien bangun
4. Beri lingkungan yang nyaman
5. Mengukur tanda-tanda vital
|
1) Mengetahui kecukupan istirahat
2) Member rasa nyaman & mencegah
mikroorganisme lain
3) Mengutahui kebutuhan istiraht
yang tidak terpenuhi
4) Suaasana tyang bising
mempengaruhi kenyamanan istirahat
|
||
3
|
Kurang
pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan informasi yang ada
Ds
:
o Klien mengatakan tidak tahu jelas
penyakit ini
Do
:
Klien
tampak bingung ketika dikaji
|
Tujuan :
Setelah diberika tindakan
keperawatan 1x2jam diharapkan klien sudah tahu tentang penyakit ini.
Criteria hasil :
Klien tidak bingung mengikuti
prosedur keperawatan yang sedang berlangsung
|
1.
Kaji
tingkat pengetahuan klien
2.
Hindaran obat-obat yang dijual bebas
3.
Jelaasakan
tanda dan gejala penyakit ini
4.
Tunjukan
cara perawatan baik dan benar
|
1) Mengetahui tingkat pengetahuan
tentang penyakit ini
2) Menghindari zat-zat kimia yang berbahaya
bagi tubuh
3) Mencegah terjadinya komplikasi
akibat salah penangan
4) Agar klien bisa mengetahui
perawatan yang benar sesuai standar kesehatan
|
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Nama
pasien : Tn”K”
Diagnosa
medis : scabies
Jenis
kelamin : laki
No.
Med. Record :
No.kamar
:
Hari/Tanggal
:
NO
|
Diagnose
keperawatan
|
jam
|
Tindakan
keperawatan
|
Respon
|
|
1
|
Rasa
gatal berhubungan dengan lesi kulit.
|
1. Tentukan lokasi gatal
Gunakan sabun ringan
2. Kurangi pakaian yang banyak
terpakai dibadan
3. Usahakan kuku selalu pendek
4. Jangan gunakan salep tanpa resep
dokter
|
Klien
tampak menunjukan lokasi yang gatal
Klien
melepas pakaian yang bersifat tebal
Klien
memotong kukunya
Klien
bersedia tidak memakai salep tanpa resep dokter
|
||
2
|
Gangguan
pola tidur berhubungan rasa gatal pada malam hari
|
1.
Kaji
waktu tidur
2.
Bersihkan
selalu tempat tidur
3.
Catat
setiap kali klien bangun
4.
Beri
lingkungan yang nyaman
5.
Mengukur
tanda-tanda vital
|
Klien
bersedia dikaji
Klien
selalu menjaga kebersihan tempat tidur terutama ketika lembab
Klien
tampak nyaman
Klien
bersedia lakukan pengukuran vital sign
o TD : 120/90 mmHg
o Nadi : 84 x/menit
o RR : 20
T
: 36 C
|
||
3
|
kurangan
pengetahauan berhubungan dengan keterbatasan informasi yang ada
|
1.
Kaji
tingkat pengetahuan klien
2.
Hindaran
obat-obat yang dijual bebas
3.
Jelaasakan
tanda dan gejala penyakit ini
4.
Tunjukan
cara perawatan baik dan benar
|
Klien
bersedia dikaji dan mengakui hal apa saja yang tidak diketahuinya
Klien
bersedia menghindari obat-obatan tanpa resep dokter
Klien
memperhatikan penjelasan dari perawat
Klien
memperhatikan kerja perawat dalam melakukan tindakan keperawatan
|
CATATAN
PERKEMBANGAN
Nama pasien : Tn”K”
Diagnosa
medis : scabies
Jenis kelamin : laki
No. Med. Record :
No.kamar :
Hari/Tanggal
:
No
|
Diagnose
|
Tgl
/ jam
|
Tindakan
keperwatan
|
Evaluasi
|
|
1
|
Rasa gatal berhubungan dengan lesi kulit
|
o Memandikan dengan sabun ringan
o Memberikan obat saleb melalui
topikal
|
S :
Klien
mengatakan di daerah ketiak sangat gatal
O
:
o Terdapat warna kehitaman pada
daerah ketiak
o Klien tampak menggaruk
A : Masalah
belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
o Memberikan saleb
o Memandikan dengan sabun ringan
|
||
2
|
Gangguan pola tidur berhubungan dengan rasa gatal pada
malam hari
|
o Member posisi nyaman
o Mengatur situasi lingkungan
senyaman mungkin
|
o S :
Klien mengatakan tidak bisa tidur
O
:
o Klien tampak sering menggaruk
o Klien tampak tidak bias tidur
o TD : 120/90 mmHg
o Nadi : 84 x/menit
o RR : 20
T : 36 C
A : Masalah belum
teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
o Memberi posisi yang nyaman
o Mengatur situasi lingkungan
senyaman mungkin
|
||
3
|
Kurang pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan informasi
yang ada
|
o Melakukan pembujukan
o Memberikan informasi tentang penyakit ini
|
S
:
o Klien mengatakan tidak tahu jelas
penyakit ini
O
:
Klien
tampak bingung ketika dikaji
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
o Memberikan informasi tentang
penyakit ini
o Selalu memberitahukan disetiap
ingin dilakukan tindakan keperawatan
|
CATATAN
PERKEMBANGAN
Nama pasien : Tn”K”
Diagnosa
medis : scabies
Jenis kelamin : laki
No. Med. Record
No.kamar :
Hari/Tanggal
No
|
Diagnose
|
Tgl
/ jam
|
Tindakan
keperwatan
|
Evaluasi
|
|
1
|
Rasa gatal berhubungan dengan lesi kulit
|
o Memandikan dengan sabun ringan
o Memberikan obat saleb melalui
topikal
|
S :
Klien
mengatakan di daerah ketiak masih gatal tapi jarang
O
:
o Terdapat warna kehitaman pada
daerah ketiak
o Klien tampak jarang menggaruk
A : Masalah
sebagian teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
o Memberikan saleb
o Memandikan dengan sabun ringan
|
||
2
|
Gangguan pola tidur berhubungan dengan rasa gatal pada
malam hari
|
o Member posisi nyaman
o Mengatur situasi lingkungan
senyaman mungkin
|
o S :
Klien mengatakan mulai bisa tidur
tapi Cuma siang
O
:
o Klien tampak tidur pulas disiang
hari
o Klien tampak jarang terbangun
disiang malam
o TD : 120/80 mmHg
o Nadi : 88 x/menit
o RR : 18
T : 36,9 C
A : Masalah sebagian
teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
o Memberi posisi yang nyaman
o Mengatur situasi lingkungan
senyaman mungkin
|
||
3
|
Kurang pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan
informasi yang ada
|
o Melakukan pembujukan
o Memberikan informasi tentang penyakit ini
|
S
:
o Klien mengatakan sudah tahu jelas
penyakit ini
O
:
Klien
tampak tidak bingung lagi ketika dikaji
A : Masalah teratasi
P : Intervensi
dihentikan
|
CATATAN
PERKEMBANGAN
Nama pasien : Tn”K”
Diagnosa
medis : scabies
Jenis kelamin : laki
No. Med. Record :
No.kamar :
Hari/Tanggal
No
|
Diagnose
|
Tgl
/ jam
|
Tindakan
keperwatan
|
Evaluasi
|
|
1
|
Rasa gatal berhubungan dengan lesi kulit
|
o Memandikan dengan sabun ringan
o Memberikan obat saleb melalui
topikal
|
S :
Klien mengatakan rasa gatal sudah
berkurang
O
:
o warna kehitaman pada daerah
ketiak mulai memudar
o Klien tampak jarang menggaruk
A : Masalah
sebagian teratasi
P : Intervensi dihentikan
|
||
2
|
Gangguan pola tidur berhubungan dengan rasa gatal pada
malam hari
|
o Member posisi nyaman
o Mengatur situasi lingkungan
senyaman mungkin
|
o S :
Klien mengatakan mulai bisa tidur
malam
O
:
o Klien tampak tidur pulas disiang
dan malam hari
o Klien tampak jarang terbangun
malam
o TD : 120/80 mmHg
o Nadi : 80 x/menit
o RR : 20
T : 36,2 C
A : Masalah sebagian
teratasi
P : Intervensi dihentikan
|
BAB IV
PEMBAHASAN
Setelah diberikan asuhan keperawatan pada klien Tn.K
dengan Scabies diruang bedah RSMP muhammadiyah Palembang
4.1
Pengkajian
Saat pengkajian pada TN.K ada sedikit Kendala yang
berhubungan dengan kejelasan informasi dimana klien tidak mau mengungkapkan
sejujurnya kebiasaan klien sehari-hari. Namun , dengan ketlatenan dan kesabaran
akhirnya didapat informasi yang jelas dari pihak keluarga lainya. Dalam
pengkajian pada Tn.K dengan scabies ,masalah yang diangkat adalah 1. Rasa gatal, Terdapat warna kehitaman pada
daerah ketiak Klien tampak menggaruk ,
2. Gangguan pola tidur, Klien tampak sering menggaruk,Klien tampak tidak
bias tidur ,TD : 120/90 mmHg,Nadi : 84 x/menit,RR : 20,T : 36 C, 3.kurang pengetahuan, Klien tampak
bingung ketika dikaji
4.2
Diagnosa
keperawatan
Secara
konsep terdapat 4 diagnosa
1 Nyeri akut
berhubungan dengan agen cidera biologi
2 Gangguan
pola tidur b/d nyeri
3 Gangguan
citra tubuh berhubungan dengan perubahan dalam penampian sekunder
4 Cemas
berhubungan dengan perubahan status kesehatan
5 Kerusakan interaksi sosial b/d
isolasi dari teman sebaya
6 Kurang pengetahuan berhubungan
dengan keterbatasaniformasi yang ada
7 Rasa gatal berhubungan denga lesi
kulit
Dari uraian diatas ada 3 diagnosa
yang diangkat berdasarkan yang ada pada Tn.K
1.
Rasa
gatal berhubungan dengan lesi kulit
Akibat dari rasa gatal yang hebat terutama pada malam hari
mengakibatkan garukan kuku dari px yang menyebabkan lesi kulit yang dalam waktu
tertentu jika tidak cepat teratasi akan menyebabkan resiko tinggi lainya
terutama infeksi akibat dari perkembangan mikroorganisme dampak dari garukan
yang disertai dengan kuku yang kotor maka masalanya pada Tn.K : Rasa gatal
2.
Gangguan
pola tidur berhubungan dengan rasa gatal pada malam hari
Istirahat yang utama yaitu pada malam hari dimana pada saat
itulah semua kerja tubuh akan berhenti kecuali hanya organ-organ besar yang
lain yang tidak aka berhenti. Namun, setidaknya ini sangat berpengaruh besar
pada organ tubuh yang lain . dengan rasa
gatal yangh terjadi pada malam hari ini akan ber5pengaruh pada keadaan umum
klien disiang harinya yaitu dengan melihat kriterian hasil dari meaning vital
sign.sehingga diambil masalah pada Tn.K : gangguan pola tidur
3.
Kurang
pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan informasi yang ada
Menekankan perlunya tentang pemenuhan dengan masalah
pengetahuan ini akan mempermudah pengobatan pada diri pasien itu sendiri dimana
akan terjalin hubungan yang baik diantara perawat dan pasien dimana ini sangat
memudahan semua tindakan keperawatan terutama yang berhubungan dengan
penyuluhan ataupun kebutuhan terapi lainya. Maka diambilah masalah pada Tn.K :
Kurang pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan informasi yang ada
4.3 Implementasi
keperawatan
Pada
tahab perencanaan dan tindakan keperawatan menurut diagnose keperawatan yang
muncuyl pada Tn.K disesuaikan denga kondisi ,situasi dan sesuai denga sarana
dan prasarana yang tersedia diruangan.
1.
Ganggua Rasa gatal berhubungan dengan lesi kulit.
Implementasi : Pada implementasinya
kelima intervensi dapat dilaksanakan dengan baik seseuai dengan sarana,
prasarana dan kebutuhan klien
2. Gangguan Pola tidur
berhubungan dengan rasa gatal pada malam hari.
Implementasi : Pada implementasinya
kelima intervensi dapat dilaksanakan dengan baik seseuai dengan sarana, prasarana
dan kebutuhan klien
3.
Kurang pengetahuan berhubungan dengan
keterbatasan informasi yang ada
Implementasi : Pada implementasinya
keempat intervensi dapat dilaksanakan dengan baik seseuai dengan sarana,
prasarana dan kebutuhan klien
BAB V
KESIMPILAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Setelah
dilakukan asuhan keperawatan pada klien Tn.K dengan gangguan system integumen :
scabies
Dengan
mengguankan pendekatan proses keperawatan maka diambil kesimpulan dari tiap
proses keperawatan yaitu :
1. Dalam
proses cpengkajian diruang bedah oleh perawatan dan maha siswa dapat menggali
data subjektif mauypun objektif dengan menggunakan prinsip head to toe yang
dapat menunjang terhadap permasalahan klien sehingga tujuan perencanaan dapatv
sesuai dengan kebutuhan klien
2.
Rencana
keperawatan yang telah ditetapkan dan disesuaikan dengan kemampuan kondisi dan
sarana rumah sakit sesuai dengan kebutuhan klien yang melibatkan klien dan
keluarga . untuk mengatasi masalah keperawatan yang actual atau potensial.
Perencanaan ditujukan untuk mengatsi kebersihan rasa gatal, gangguan pola tidur
dan kurang pengetahuan .
3.
Dalam proses pelaksanaan tidak tidak mengalami
hambatan dan jikalau itu ada hambatan masih bisa diatasi dengan kerinag bukan
beban yang hjarus diselasikan bagi kami . selain dari perawat juga melibatkan
keluarga dan bekerjasama dengan dokter dan penanggung jawab sehingga tahab ini
bisa dilaksanakan dengan baik.
4.
Tahab evaluasi keperawatan yang dituangkan dalam
catatan perkembangan
5.2
Saran
Berdasarkan
asuhan keperawatan yang dilakukan maka penyusun memberikan saran atau
menanggapi kesimpilam diatas dimana masih ada yang memrlukan perhatian dan
penanganan yang baik untuk tercapai keadaan dan kondisi yang memadai maka
kelompok mencoba mengungkapkan saran yang sekiranya dapat bermanfaat
dioantaranya :
1
Bagi klien diharapkan dapat membuat keputusan yang
tepat setelah mendapatkan informasi mengenai prognosi penyakitnya dari dokter
dan perawat
2
Dalam melaksanakan perencanaan keperawatan hendaknya
perawat melibatkan keluarga
3
Agar mendapatkan data yang valid dan actual
disarankan agar semua perawata dan mahasiswa melakukan pendokumentasian demi
mengatasi masalah yang belum teratasi dan merupakan informasi serta tangguang
jawab terhadap klien yang dirawat.
4
Bagi tenaga kesehatan khususnya perawat ruangan
senantiasa mengutamakan teknik septic dan antiseptic , kesterilan alat dan
ketelitian dalam melaksanakan tindakan keperawatan.
STRATEGI PELAKSANAAN(SP)
Pertemuan ke :
Hari/tanggal :
Ruang :
I.
Proses
keperawatan
1.
Kondisi
klien
DS : Klien mengatakan didaerah ketiak
sangat gatal
Do : klien tampak menggaruk gatal
Tidak bisa intirahat
2. Diagnosa keperawatan : rasa gatal
berhubungan dengan lesi kulit
3. Tujuan : gatal hilang
4. Rencan tindakan keperawatan : memberikan
saleb dan rutin memandikan dengan sabun ringan
II.
Proses
pelaksanaan tindakan
Fase
orientasi :
a.
Salm
teraputek
Dengan bapak kamaludin….selamat
siang pak, gimana tidurnya semalam
b.
Evaluasi
/ validasi : apa keluhan bapak siang ini? , apa masih gatal ketiaknya?
c.
Kontrak
Topic : memandikan dan pemberian
saleb
Tempat : ruang infeksi
Waktu : 15-25 menit
Fase
kerja
1.
Mencuci
tangan dengan langkah benar
2.
Menyiapkan
alat
3.
Mendekatkan
alat dan memisahkan
4.
Menyiapkan
air bersih dingin dan hangat
5.
Mulai
memandikan pasien
6.
Mengeringkan
badan px terutama pada daerah ketiah
7.
Mengusakan
obat saleb
8.
Cuci
tangan
9.
Evaluasi
setelah dilakuakan tindakan
Fase
terminasi
Evaluasi
subjektif : bagaimana pak persaanya setelah mandi
Evaluasi
objektif : -badan bersih dan tidak berbau
Rencana
tindakan lanjut : - memantau kelembaban
kulit
Kontrak
yang akan dating :
Topik :
member obat selanjutnya
No comments:
Post a Comment