BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Usus besar adalah bagian dari sistim
pencernaan (digestive system) dimana materi yang dibuang (sampah) disimpan.
Rektum (rectum) adalah ujung dari usus besar dekat dubur (anus). Bersama,
mereka membentuk suatu pipa panjang yang berotot yang disebut usus besar.
Tumor-tumor usus besar dan rektum adalah pertumbuhan-pertumbuhan yang datangnya dari dinding dalam dari usus besar.
Tumor-tumor ramah dari usus besar
disebut polip-polip (polyps). Tumor-tumor ganas dari usus besar disebut
kanker-kanker. Polip-polip ramah tidak menyerang jaringan yang berdekatan
dengannya atau menyebar ke bagian-bagian lain tubuh. Polip-polip ramah dapat
diangkat dengan mudah sewaktu colonoscopy dan adalah bukan ancaman nyawa. Jika
polip-polip ramah tidak diangkat dari usus besar, mereka dapat menjadi ganas
(bersifat kanker) melalui waktu. Kebanyakan dari kanker-kanker usus besar
dipercayai telah berkembang dari polip-polip. Kanker usus besar dan rektum,
juga dirujuk sebagai kanker kolorektal ( colorectal cancer), dapat menyerang
dan merusak jaringan-jaringan dan organ-organ yang berdekatan. Sel-sel kanker
juga dapat pecah dan keluar dan menyebar pada bagian-bagian lain tubuh (seperti
hati dan paru-paru) dimana tumor-tumor baru terbentuk. Penyebaran kanker usus
besar ke organ-organ yang terletak jauh darinya disebut metastasis dari kanker
usus besar. Sekali metastasis telah terjadi pada kanker kolorektal (colorectal
cancer), suatu penyembuhan yang penuh dari kanker adalah tidak mungkin.
1.2 TUJUAN PENULISAN
· Tujuan Umum
1. Untuk memahami Asuhan Keperawatan
pada pasien dengan penyakit kanker kolon
· Tujuan Khusus
1. Mahasiswa dapat memahami tentang
Asuhan Keperawatan pada pasien dengan penyakit kanker kolon
2. Mahasiswa mampu menerapkan perawatan
yang baik bagi pasien dengan penyakit kanker kolon
1.3 METODE PENULISAN
Dalam pembuatan makalah ini, kami mengumpulkan data-data
yang diambil dari sumber internet, referensi penunjang dan diskusi kelompok.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Neoplasma /
Kanker adalah pertumbuhan baru (atau tumor) massa yang tidak normal akibat
proliferasi sel-sel yang beradaptasi tanpa memiliki keuntungan dan tujuan.
Neoplasma terbagi atas jinak atau ganas. Neoplasma ganas disebut juga sebagai
kanker (cancer). (SylviaA Price, 2005).
Karsinoma
atau kanker kolon ialah keganasan tumbuh lambat yang paling sering ditemukan
daerah kolon terutama pada sekum, desendens bawah, dan kolon sigmoid. Prognosa
optimistik; tanda dan gejala awal biasanya tidak ada. (Susan Martin Tucker, 1998).
Kanker
kolorektal adalah tumbuhnya sel-sel ganas dalam tubuh di dalam permukaan usus
besar atau rektum. Kebanyakan kanker usus besar berawal dari pertumbuhan sel
yang tidak ganas biasa disebut adenoma yang dalam stadium awal membentuk polip
(sel yang tumbuh sangat cepat). (www.republika.co.id).
Dari
beberapa pengertian diatas penulis menyimpulkan kanker kolon adalah tumbunhya
sel-sel ganas di permukaan dalam usus besar (kolon) atau rektum. Lokasi
tersering timbulnya kanker kolon adalah di bagian sekum, asendens, dan kolon
sigmoid, salah satu penatalaksanaannya adalah dengan membuat kolostomi untuk
mengeluarkan produksi faeces. Kanker colon adalah penyebab kedua kematian di
Amerika Serikat setelah kanker paru-paru ( ACS 1998 )
Penyakit ini termasuk penyakit yang
mematikan karena penyakit ini sering tidak diketahui sampai tingkat yang lebih
parah.Pembedahan adalah satu-satunya cara untuk mengubah kanker Colon.
2.2 Etiologi
Penyebab dari pada kanker
Colon tidak diketahui. Diet dan pengurangan waktu peredaran pada usus besar
(Aliran depan feces) yang meliputi faktor kausatif. Petunjuk pencegahan yang
tepat dianjurkan oleh Amerika Cancer Society, The National Cancer Institute, dan
organisasi kanker lainnya.
Faktor resiko telah
teridentifikasi. Faktor resiko untuk kanker kolon :
- Usia lebih dari 40 tahun
- Darah dalam feses
- Riwayat polip rektal atau polip kolon
- Adanya polip adematosa atau adenoma villus
- Riwayat keluarga dengan kanker kolon atau poliposis dalam keluarga
- Riwayat penyakit usus inflamasi kronis
- Diet tinggi lemak, protein, daging dan rendah serat.
- Usia lebih dari 40 tahun
- Darah dalam feses
- Riwayat polip rektal atau polip kolon
- Adanya polip adematosa atau adenoma villus
- Riwayat keluarga dengan kanker kolon atau poliposis dalam keluarga
- Riwayat penyakit usus inflamasi kronis
- Diet tinggi lemak, protein, daging dan rendah serat.
Makanan-makanan
yang pasti di jurigai mengandung zat-zat kimia yang menyebabkan kanker pada
usus besar ( Tabel 56-1 ). Makanan tersebut juga mengurangi waktu peredaran
pada perut,yang mempercepat usus besar menyebabkan terjadinya kanker. Makanan
yang tinggi lemak terutama lemak hewan dari daging merah,menyebabkan sekresi
asam dan bakteri anaerob, menyebabkan timbulnya kanker didalam usus besar. Daging
yang di goreng dan di panggang juga dapat berisi zat-zat kimia yang menyebabkan
kanker. Diet dengan karbohidrat murni yang mengandung serat dalam jumlah yang
banyak dapat mengurangi waktu peredaran dalam usus besar. Beberapa kelompok
menyarankan diet yang mengadung sedikit lemak hewan dan tinggi sayuran dan
buah-buahan ( e.g Mormons,seventh Day Adventists ).
Makanan yang
harus dihindari :
-
Daging merah
-
Lemak hewan
-
Makanan
berlemak
-
Daging dan
ikan goreng atau panggang
-
Karbohidrat
yang disaring(example:sari yang disaring)
-
Makanan yang
harus dikonsumsi:
-
Buah-buahan
dan sayur-sayuran khususnya Craciferous Vegetables dari golongan kubis ( seperti
brokoli,brussels sprouts )
-
Butir padi
yang utuh
-
Cairan yang
cukup terutama air
Karena sebagian besar tumor Colon
menghasilkan adenoma,faktor utama yang membahayakan terhadap kanker Colon
menyebabkan adenoma. Ada tiga type adenoma Colon : tubular,villous dan tubulo
villous ( akan di bahas pada polips ).Meskipun hampir besar kanker Colon
berasal dari adenoma,hanya 5% dari semua adenoma Colon menjadi manigna,villous
adenoma mempunyai potensial tinggi untuk menjadi manigna.
Faktor yang menyebabkan adanya adenoma benigna atau
manigna tumor tidak diketahui poliposis yang bergerombol bersifat herediter
yang tersebar pada gen autosom dominan. Ini di karakteristikkan pada permulaan
adematus polip pada colon dan rektum. Resiko dari
kanker pada tempat femiliar poliposis mendekati 100 % dari orang yang berusia
20 – 30 tahun.
Orang-orang yang telah mempunyai ucerative colitis
atau penyakit Crohn’s juga mempunyai resiko terhadap kanker Colon. Penambahan
resiko pada permulaan usia muda dan tingkat yang lebih tinggi terhadap
keterlibatan colon. Resiko dari kanker Colon akan menjadi 2/3 kali lebih besar
jika anggota keluarga menderita penyakit tersebut.
2.3 Manifestasi Klinis
Gejala sangat ditentukan oleh lokasi
kanker, tahap penyakit, dan fungsi segmen usus tempat kanker berlokasi. Gejala
paling menonjol adalah perubahan kebiasaan defekasi. Pasase darah dalam feses
gejala paling umum kedua. Gejala dapat juga anemia yang tidak diketahui
penyebabnya, anoreksi, atau penurunan berat badan dan keletihan. Gejala yang
sering dihubungkan dengan lesi sebelah kanan adalah nyeri dangkal abdomen dan
melena (feses hitam, seperti ter). Gejala yang sering dihubungkan dengan lesi
sebelah kiri adalah yang berhubungan dengan obstruksi (nyeri abdomen dan kram,
penipisan feses, konstipasi dan distensi) serta adanya darah merah segar dalam
feses. Gejala yang dihubungakan dengan lesi rektal adalah evakuasi feses yang
tidak lengkap setelah defekasi, konstipasi dan diare bergantian, serta feses
berdarah.
2.4 Patofisiologi
Penyebab jelas kanker usus besar
belum diketahui secara pasti, namun makanan merupakan faktor yang penting dalam
kejadian kanker tersebut. Yaitu berkorelasi dengan faktor makanan yang
mengandung kolesterol dan lemak hewan tinggi, kadar serat yang rendah, serta
adanya interaksi antara bakteri di dalam usus besar dengan asam empedu dan
makanan, selain itu dapat juga dipengaruhi oleh minuman yang beralkohol,
khususnya bir.
Kanker kolon dan rektum terutama berjenis
histopatologis (95%) adenokarsinoma (muncul dari lapisan epitel dalam usus =
endotel). Munculnya tumor biasanya dimulai sebagai polip jinak, yang kemudian
dapat menjadi ganas dan menyusup, serta merusak; jaringan normal dan meluas ke
dalam struktur sekitarnya. Tumor dapat berupa masa polipoid, besar, tumbuh ke
dalam lumen, dan dengan cepat meluas ke sekitar usus sebagai striktura annular
(mirip cincin). Lesi annular lebih sering terjadi pada bagi rektosigmoid, sedangkan
lesi polipoid yang datar lebih sering terjadi pada sekum dan kolon asendens.
Tumor dapat
menyebar melalui :
1. Infiltrasi
langsung ke struktur yang berdekatan, seperti ke dalam kandung kemih (vesika
urinaria).
2. Penyebaran lewat pembuluh limfe
limfogen ke kelenjar limfe perikolon dan mesokolon.
3. Melalui
aliran darah, hematogen biasanya ke hati karena kolon mengalirkan darah balik
ke sistem portal.
Stadium pada pasien kanker kolon menurut Syamsu Hidyat (1197) diantaranya:
1. Stadium I
bila keberadaan sel-sel kanker masih sebatas pada lapisan dinding usus besar
(lapisan mukosa).
2. Stadium II
terjadi saat sel-sel kanker sudah masuk ke jaringan otot di bawah lapisan
mukosa.
3. Pada stadium
III sel kanker sudah menyebar ke
sebagian kelenjar limfe yang banyak terdapat di sekitar usus.
4. Stadium IV terjadi saat sel-sel
kanker sudah menyerang seluruh kelenjar limfe atau bahkan ke organ-organ lain.
2.5 Klasifikasi
Klasifikai kanker kolon dapat
ditentukan dengan sistem TNM (T = tumor, N = kelenjar getah bening regional, M
=jarak metastese).
T
Tumor primer
TO Tidak ada tumor
TI Invasi hingga
mukosa atau sub mukosa
T2 Invasi ke
dinding otot
T3 Tumor
menembus dinding otot
N
Kelenjar limfa
N0 tidak ada
metastase
N1 Metastasis ke
kelenjar regional unilateral
N2 Metastasis ke
kelenjar regional bilateral
N3 Metastasis
multipel ekstensif ke kelenjar regional
M
Metastasis jauh
MO Tidak ada metastasis
jauh
MI Ada metastasis
jauh
Karsinoma
Colon sebagian besar menghasilkan adenomatus polip. Biasanya tumor ini tumbuh
tidak terditeksi sampai gejala-gejala muncul secara berlahan dan tampak
membahayakan. Penyakit ini menyebar dalam beberapa
metode. Tumor mungkin menyebar dalam tempat
tertentu pada lapisan dalam di perut,mencapai serosa dan mesenterik fat. Kemudian tumor mulai melekat pada
organ yang ada disekitarnya,kemudian meluas kedalam lumen pada usus besar atau
menyebar ke limpa atau pada sistem sirkulasi. Sistem sirkulasi ini langsung
masuk dari tumor utama melewati pembuluh darah pada usus besar melalui
limpa,setelah sel tumor masuk pada sistem sirkulasi,biasanya sel bergerak menuju
liver. Tempat yang kedua adalah tempat yang jauh kemudian metastase ke
paru-paru.
Tempat metastase yang lain termasuk:
- Kelenjar Adrenalin
- Kelenjar Adrenalin
- Ginjal
- Kulit
- Tulang
- Otak
- Kulit
- Tulang
- Otak
Penambahan untuk infeksi secara langsung dan menyebar melalui
limpa dan sistem sirkulasi,tumor colon juga dapat menyebar pada bagian
peritonial sebelum pembedahan tumor belum dilakukan. Penyebaran terjadi ketika
tumor dihilangkan dan sel kanker dari tumor pecah menuju ke rongga peritonial.
2.6 Komplikasi
Komplikasi
pada pasien dengan kanker kolon yaitu:
1. Pertumbuhan
tumor dapat menyebabkan obstruksi usus parsial atau lengkap.
2. Metastase ke
organ sekitar, melalui hematogen, limfogen dan penyebaran langsung.
3. Pertumbuhan
dan ulserasi dapat juga menyerang pembuluh darah sekitar kolon yang menyebabkan
hemorragi.
4. Perforasi
usus dapat terjadi dan mengakibatkan pembentukan abses.
5. Peritonitis
dan atau sepsis dapat menimbulkan syok.
6. Pembentukan abses
Pembentukan fistula pada urinari bladder atau vagina.
Biasanya tumor menyerang pembuluh darah dan sekitarnya yang menyebabkan
pendarahan. Tumor tumbuh kedalam usus besar dan
secara berangsur-angsur membantu usus besar dan pada akirnya tidak bisa sama
sekali. Perluasan tumor melebihi perut dan mungkin menekan pada organ yang
berada disekitanya ( Uterus, urinary bladder,dan ureter ) dan penyebab
gejala-gejala tersebut tertutupi oleh kanker.
2.7 Pencegahan
Pencegahan Kanker Kolon.
1. Konsumsi
makanan berserat. Untuk memperlancar buang air besar dan menurunkan derajat
keasaman, kosentrasi asam lemak, asam empedu, dan besi dalam usus besar.
2. Asam lemak
omega-3, yang terdapat dalam ikan tertentu.
3. Kosentrasi
kalium, vitamin A, C, D, dan E dan betakarotin.
4. Susu yang
mengandung lactobacillus acidophilus.
5. Berolahraga
dan banyak bergerak sehingga semakin mudah dan teratur untuk buang air besar.
6. Hidup rileks
dan kurangi stress.
2.8 Penatalaksanaan
a) Penatalaksanaan medis
Pasien dengan gejala obstruksi usus
diobati dengan cairan IV dan pengisapan nasogastrik. Apabila terjadi perdarahan
yang cukup bermakna terapi komponen darah dapat diberikan.
Pengobatan medis untuk kanker kolorektal paling sering dalam bentuk pendukung atau terapi ajufan. Terapi ajufan biasanya diberikan selain pengobatan bedah. Pilihan mencakup kemoterapi, terapi radiasi dan atau imunoterapi.
Pengobatan medis untuk kanker kolorektal paling sering dalam bentuk pendukung atau terapi ajufan. Terapi ajufan biasanya diberikan selain pengobatan bedah. Pilihan mencakup kemoterapi, terapi radiasi dan atau imunoterapi.
Kemoterapi yang diberikan ialah
5-flurourasil (5-FU). Belakangan ini sering dikombinasi dengan leukovorin yang
dapat meningkatkan efektifitas terapi. Bahkan ada yang memberikan 3 macam
kombinasi yaitu: 5-FU, levamisol, dan leuvocorin. Dari hasil penelitian,
setelah dilakukan pembedahan sebaiknya dilakukan radiasi dan kemoterapi
b) Penatalaksanaan bedah
Pembedahan adalah tindakan primer
untuk kebanyakan kanker kolon dan rektal, pembedahan dapat bersifat kuratif
atau paliatif. Kanker yang terbatas pada satu sisi dapat diangkat dengan kolonoskop. Kolostomi laparoskopik dengan
polipektomi merupakan suatu prosedur yang baru dikembangkan untuk meminimalkan
luasnya pembedahan pada beberapa kasus. Laparoskop digunakan sebagai pedoman dalam membuat keputusan dikolon, massa
tumor kemudian di eksisi. Reseksi usus diindikasikan untuk kebanyakan lesi kelas A dan semua kelas B
serta lesi C. Pembedahan kadang dianjurkan untuk mengatasi kanker kolon kelas
D. Tujuan pembedahan dalam situasi ini adalah paliatif. Apabila tumor sudah menyebar dan mencakup
struktur vital sekitar, operasi tidak dapat dilakukan. Tipe
pembedahan tergantung dari lokasi dan ukuran tumor.
Prosedur pembedahan pilihan
adalah sebagai berikut.
- Reseksi
segmental dengan anastomosis (pengangkatan tumor dan porsi usus pada sisi
pertumbuhan, pembuluh darah dan nodus limfatik)
- Reseksi
abominoperineal dengan kolostomi sigmoid permanen (pengangkatan tumor dan porsi sigmoid dan semua rektum serta sfingter anal)
- Kolostomi
sementara diikuti dengan reseksi segmental dan anastomosis serta reanastomosis
lanjut dari kolostomi
- Kolostomi
permanen atau iliostomy (untuk menyembuhkan lesi obstruksi yang tidak dapat
direseksi)
c) Difersi vekal untuk kanker kolon dan rektum
Berkenaan dengan tehnik perbaikan
melalui pembedahan, kolostomi dilakukan pada kurang dari sepertiga pasien
kanker kolorektal. Kolostomi adalah pembuatan lubang (stoma) pada kolon secara
bedah. Stoma ini dapat berfungsi sebagai difersi sementara atau permanen. Ini
memungkinkan drainase atau evakuasi isi kolon keluar tubuh. Konsistensi
drainase dihubungkan dengan penempatan kolostomi yang ditentukan oleh lokasi
tumor dan luasnya invasi pada jaringan sekitar.
d)
Penatalaksanaan
Keperawatan
1.
Dukungan
adaptasi dan kemandirian.
2.
Meningkatkan
kenyamanan.
3.
Mempertahankan
fungsi fisiologis optimal.
4.
Mencegah
komplikasi.
5. Memberikan
informasi tentang proses/ kondisi penyakit, prognosis, dan kebutuhan pengobatan.
e)
Penatalaksanaan
Diet
1. Cukup
mengkonsumsi serat, seperti sayur-sayuran dan buah-buahan. Serat dapat
melancarkan pencemaan dan buang air besar sehingga berfungsi menghilangkan
kotoran dan zat yang tidak berguna di usus, karena kotoran yang terlalu lama
mengendap di usus akan menjadi racun yang memicu sel kanker.
2. Kacang-kacangan
(lima porsi setiap hari)
3.
Menghindari
makanan yang mengandung lemak jenuh dan kolesterol tinggi terutama yang
terdapat pada daging hewan.
4.
Menghindari
makanan yang diawetkan dan pewarna sintetik, karena hal tersebut dapat memicu
sel karsinogen / sel kanker.
5.
Menghindari
minuman beralkohol dan rokok yang berlebihan.
6.
Melaksanakan
aktivitas fisik atau olahraga secara teratur.
2.9 Pemeriksaan penunjang
1. Endoskopi.
Pemeriksaan endoskopi perlu dikerjakan, baik sigmoidoskopi maupun kolonoskopi. Gambaran yang khas
karsinoma atau ulkus akan dapat dilihat dengan jelas pada endoskopi, dan untuk
menegakkan diagnosis perlu dilakukan biopsi.
2. Radiologi. Pemeriksaan radiologi
yang dapat dikerjakan antara lain adalah : foto dada dan foto kolon (barium
enema).
Pemeriksaan dengan enema barium mungkin dapat
memperjelas keadaan tumor dan mengidentifikasikan letaknya. Tes ini mungkin
menggambarkan adanya kebuntuan pada isi perut, dimana terjadi pengurangan
ukuran tumor pada lumen. Luka yang kecil kemungkinan tidak teridentifikasi
dengan tes ini. Enema barium secara umum dilakukan setelah sigmoidoscopy dan colonoscopy.
Computer
Tomografi (CT) membantu memperjelas adanya massa dan luas dari penyakit. Chest
X-ray dan liver scan mungkin dapat menemukan tempat yang jauh yang sudah metastasis.
Pemeriksaan foto dada berguna selain untuk melihat ada
tidaknya metastasis kanker pada paru juga bisa digunakan untuk persiapan
tindakan pembedahan. Pada foto kolon dapat dapat terlihat suatu filling defect
pada suatu tempat atau suatu striktura.
3. Ultrasonografi
(USG). Pemeriksaan ini berguna untuk mendeteksi ada tidaknya metastasis kanker
kelenjar getah bening di abdomen dan di hati.
4. Histopatologi/
Selain melakukan endoskopi sebaiknya dilakukan biopsi di beberapa tempat untuk
pemeriksaan histopatologis guna menegakkan diagnosis. Gambaran histopatologi
karsinoma kolorektal ialah adenokarsinoma, dan perlu ditentukan differensiasi
sel.
5. Laboratorium.
Tidak ada petanda yang khas untuk karsinoma kolorektal, walaupun demikian
setiap pasien yang mengalami perdarahan perlu diperiksa Hb. Tumor marker
(petanda tumor) yang biasa dipakai adalah CEA. Kadar CEA lebih dari 5 mg/ ml
biasanya ditemukan karsinoma kolorektal yang sudah lanjut. Berdasarkan
penelitian, CEA tidak bisa digunakan untuk mendeteksi secara dini karsinoma
kolorektal, sebab ditemukan titer lebih dari 5 mg/ml hanya pada sepertiga kasus
stadium III. Pasien dengan buang air besar lendir berdarah, perlu diperiksa
tinjanya secara bakteriologis terhadap shigella dan juga amoeba.
6. Scan
(misalnya, MR1. CZ: gallium) dan ultrasound: Dilakukan untuk
tujuan diagnostik, identifikasi metastatik, dan evaluasi respons pada
pengobatan.
7. Biopsi
(aspirasi, eksisi, jarum): Dilakukan untuk diagnostik banding dan menggambarkan
pengobatan dan dapat dilakukan melalui sum-sum tulang, kulit, organ dan
sebagainya.
8. Jumlah darah
lengkap dengan diferensial dan trombosit: Dapat menunjukkan anemia, perubahan
pada sel darah merah dan sel darah putih: trombosit meningkat atau berkurang.
9. Sinar X dada: Menyelidiki penyakit
paru metastatik atau primer.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA KANKER
KOLON
3.1 Pengkajian
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. Biodata :
Pasien
Nama :
Tn. A
Umur :
35 th
Agama :
Islam
Pendidikan :
Sarjana
Pekerjaan :
PNS
Status Pernikahan :
Menikah
Alamat :
Kalirejo, Lampung Tengah
Tanggal Masuk RS :
Sabtu, 05 Mei 2012
Diagnosa Medis :
Ca. Colon
2. Keluhan
utama :
Nyeri hebat pada bagian perut
3. Riwayat
Kesehatan :
a. Riwayat Penyakit Sekarang :
Klien masuk ke Rumah Sakit tanggal 5 Mei 2012 akibat
mengalami penyakit Ca. Colon. Klien datang ke RSUD Pringsewu diantar oleh
keluarganya melalui IGD, pada tanggal 5 Mei 2012, dengan keluhan nyeri pada
abdomen, kram perut, pola defekasi bermasalah, sering sembelit, feses berwarna
kehitaman dan kadang disertai darah merah segar, tidak nafsu makan, penurunan
berat badan, dan cepat letih.
b. Riwayat Penyakit Dahulu :
Klien mengatakan tidak mempunyai alergi terhadap makanan
atau obat-obatan, hanya saja tidak terlalu suka sayuran. + 4 tahun yang
lalu klien pernah terkena penyakit thypoid sampai diopname. Klien pernah
mengalami kecelakaan motor namun tidak fatal. Keluarga klien mengatakan bahwa
klien hampir setiap hari mengkonsumsi daging hewan, jarang makan sayur, dan
klien mempunyai riwayat peminum / alkoholic.
c. Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga klien menjelaskan anggota keluarganya tidak ada
yang menderita penyakit keturunan yang umumnya menyerang, seperti DM, Asma,
Hipertensi.
GENOGRAM
Keterangan :
= Laki-laki
= Perempuan
= Meninggal
= Garis Pernikahan
= Garis Keturunan
= Klien
4. Basic
Promoting physiology of Health
1. Aktifitas dan latihan
Pekerjaan Tn. A yaitu seorang PNS dan waktu luangnya
diisi dengan beristirahat di rumah dan berkumpul bersama keluarga. Klien jarang
berolahraga. Saat sakit, klien hanya bisa berbaring di tempat tidur, aktifitas
terbatas, dan klien dibantu oleh keluarganya.
2. Tidur dan istirahat
Sebelum sakit lama tidur klien 7-8 jam/hari, hanya
dipergunakan untuk tidur malam karena klien jarang sekali tidur siang dan tidak
ada gangguan dalam tidur. Saat sakit lama tidur klien hanya 5 jam dengan tidur
siang selama 1 jam. Klien kadang-kadang kesulitan tidur di rumah sakit karena
nyeri yang dialami klien, klien tampak lemah.
3. Kenyamanan dan nyeri
Klien merasakan nyeri pada perutnya dalam 2 bulan
belakangan ini. Nyeri akan lebih terasa menyakitkan jika beraktifitas dan saat
defekasi, dan akan berkurang saat klien beristirahat. Region nyeri yaitu pada
abdomen bagian bawah (dessendens bawah). Skala nyeri klien 8, raut muka klien
tampak menahan nyeri.
4. Nutrisi
Sebelum sakit, frekuensi makan Tn. A tidak teratur
dikarenakan kesibukan jam kerja yang mengakibatkan sering telat makan. Berat
badan klien 68 kg. Berat badan dalam 2 bulan terakhir turun drastis menjadi 57
kg. Jenis makanan yang paling sering dikonsumsi klien yaitu daging hewan dan
makanan cepat saji (sate & gulai). Klien tidak suka sayuran, dan tidak
memiliki pantangan terhadap makanan apapun. Klien tidak pernah mengalami
operasi gastrointestinal. Saat sakit, klien hanya mengkonsumsi nasi lembek,
sayuran hijau, buah tapi jarang habis karena klien mual, tidak nafsu makan,
& klien tidak makan yang pedas & berminyak. Diet di rumah sakit adalah
diet rendah lemak hewani dan tinggi serat. Kebutuhan pemenuhan nutrisi dibantu
oleh keluarganya.
5. Cairan, elektrolit, dan asam basa
Sebelum sakit frekuensi minum klien 7-8 gelas/hari. Saat
sakit, frekuensi minum klien + 2-3 gelas/hari. Turgor kulit tidak
elastis. Klien mendapat support IV Line jenis RL 20 tetes/menit
6. Oksigenasi
Klien tidak mengalami sesak, tidak ada keluhan saat
bernafas, irama teratur, klien tidak batuk, klien tidak merokok, klien tidak
terpasang oksigen.
7. Eliminasi fekal/bowel
Frekuensi BAB klien sebelum sakit 1x sehari di pagi hari.
Feses berwani kuning, konsistensi padat, berbau khas, warna kuning kecoklatan,
dan tidak ada keluhan.
Saat sakit, klien kesulitan BAB, mengalami sembelit, baru
1x selama dirawat di RS, feses berwarna kehitaman, konsistensi keras, kadang
disertai darah merah segar, berbau anyir.
8. Eliminasi urin
Frekuensi BAK klien 2x sehari. Klien tidak mengalami
perubahan pola berkemih. Klien tidak menggunakan kateter, kebutuhan pemenuhan
ADL dengan bantuan keluarga.
9. Sensori, persepsi, dan kognitif
Klien tidak memiliki gangguan dan riwayat penyakit yang
menyangkut sensori, persepsi, dan kognitif
5. Pemeriksaan
Fisik Head To Toe
a. Keadaan Umum
Kesadaran klien composmentis, Vital Sign TD 110/90 mmHg,
Nadi 70x/menit, irama reguler kekuatan sedang, Respirasi 26x/menit, irama
regular, Suhu 36,50 C
b. Kepala : kulit kepala normal, tidak ada hematoma, lesi
atau kotor. Rambut mudah patah saat dicabut, hitam tanpa uban, dan bersih.
Mata : mata klien secara umum normal, bentuk simetris,
konjungtiva tampak anemis, sklera tidak ikterik, pupil dapat merespon terhadap
cahaya, palpebra normal, tidak ada oedema. Lensa mata normal, jernih, visus
mata kanan dan kiri normal. Tampak garis kehitaman pada kelopak mata klien
bagian bawah.
Hidung : Hidung klien simetris, tidak ada septum deviasi,
polip, epistaksis, gangguan indera pencium, atau secret.
Mulut : Mulut klien normal, dimana gigi klien normal, tidak ada lubang, dan tidak ada gigi
palsu. Bibir klien kering, tidak stomatitis, dan tidak sianosis. Gusi klien
berwarna merah, lidah klien tampak kotor.
Telinga : telinga klien simetris, bersih, dan tidak ada
gangguan pendengaran.
Leher : leher klien normal, tidak ada pembesaran thyroid,
tidak ada kaku kuduk, tidak ada hematoma, tida ada lesi.
Tenggorokan klien normal, tidak ada nyeri tekan, tidak
hipremis, dan tidak ada pembesaran tonsil.
c. Dada : bentuk dada klien normal
Pulmo : Inspeksi : pengembangan dada simetris. Palpasi :
Fremitus taktil kanan sama dengan kiri. Perkusi : pulmo kanan dan kiri sonor.
Auskultasi : vesikuler pada pulmo kanan dan kiri
Cor : Inspeksi: ictus cordis tidak nampak. Palpasi :
Ictus cordis teraba pada mid clavicula sic 5, Perkusi : menunjukkan batas
jantung normal.
Auskultasi : Bunyi jantung I (SI) di ruang intercosta V
sebelah kiri, Bunyi jantung II (SII) di ruang intercosta II sebelah kanan,
Bunyi jantung III (SIII) tidak ada, murmur tidak ada.
d. Abdomen : inspeksi : bentuk agak cembung. Palpasi :
adanya nyeri tekan pada perut bawah. Auskultasi :
peristaltik permenit.
e. Genetalia : Laki-laki : normal, tidak ada perdarahan.
f. Rektum : Normal, tidak ada hemoroid, tidak ada
prolaps, dan tidak ada tumor.
g. Ekstremitas :
- atas : Kekuatan otot ka/ki : 6/6, ROM ka/ki :
aktif/aktif
- bawah : kekuatan otot ka/ki: 6/6, ROM ka/ki :
aktif/aktif
Psiko sosio budaya dan spiritual :
Psikologis :
Perasaan klien setelah mengalami masalah ini adalah
gelisah. Cara mengatasi gelisahnya klien dihibur keluarga. Dukungan yang
diberikan oleh keluarga sangat baik, keluarga memberikan semangat kepada klien
agar klien selalu berdo’a supaya cepat sembuh.
Rencana klien setelah masalah terselesaikan adalah
istirahat di rumah. Klien juga mengatakan sedikit cemas dengan penyakitnya.
Klien takut akan perubahan status kesehatannya.
Sosial :
Aktivitas atau peran di masyarakat adalah sebagai anggota
RT 5 Kalirejo. Kebiasaan lingkungan yang tidak disukai adalah lingkungan yang
kotor. Cara mengatasinya dengan melakukan kegiatan kerja bakti.
Budaya :
Budaya yang diikuti klien adalah budaya jawa. Kebudayaan
yang dianut tidak merugikan kesehatannya.
Spiritual :
Aktivitas ibadah sehari-hari sholat 5 waktu. Kegiatan
keagamaan yang biasa dilakukan adalah yasinan. Keyakinan klien tentang masalah
kesehatan yang sekarang sedang dialami : klien yakin akan dirinya pasti sembuh.
6. Pemeriksaan
Penunjang
Tes Diagnostik : (05 Mei 2012)
Hematologi
|
Hasil
|
Nilai Normal
|
Interpretasi
|
Hb
|
11,5
|
12-18 g/dL
|
Turun
|
Ht/PVC
|
42
|
40-52%
|
Normal
|
Leukosit
|
7.000
|
4.000-10.000 /uL
|
Normal
|
Trombosit
|
253.000
|
150.000-450.000 /uL
|
Normal
|
Masa protrombin
|
13.0
|
11.0-17.0 detik
|
Normal
|
Radiologi :
ü Foto colon ( Barium Enema)
ü Colonoscopy
7. Terapi Medis
·
Bed rest
·
IVFD RL 20
tetes/menit
·
Th/oral :
·
Th/inj :
·
Kemoterapi
·
Leukovorin
·
5-FU,
Levamisol, Leuvocorin
·
Pembedahan /
Laparaskop
3.2 Proses Keperawatan
ANALISA DATA
Nama Klien : Tn.
A No.
Register : 123
Umur :
35 tahun Diagnosa
Medis : Ca. Colon
Ruang Rawat :
Paviliun Asri 3 Alamat
: Kalirejo
TGL/JAM
|
DATA FOKUS
|
PROBLEM
|
ETIOLOGI
|
05/05/12
08.00 WIB
|
DS :
-
Klien mengatakan perutnya sangat sakit bagian bawah
-
Klien mengatakan perutnya bertambah sakit saat bergerak
-
Klien mengatakan nyeri hilang timbul
DO :
-
Klien tampak meringis kesakitan
-
Klien tampak gelisah
-
Skala nyeri klien 8
-
Klien tampak tidak nyaman
dengan perutnya
|
Nyeri akut
|
Obstruksi tumor pada usus
dengan kemungkinan menekan organ yang lain
|
06/05/12
13.00 WIB
|
DS :
-
Klien mengatakan nyeri pada
daerah yang di insisi
-
Klien mengatakan tubuhnya masih lemah
DDO :
-
Klien tampak lemah
-
Klien tampak menahan nyeri
-
Ekspresi wajah klien cemberut
-
Tampak kemerahan pada daerah
bekas operasi
|
Nyeri akut
|
Agen cedera fisik (insisi
pembedahan)
|
06/05/12
13.30 WIB
|
DS :
-
Klien mengatakan gatal pada
daerah yang di insisi
-
Keluarga klien mengatakan badan
klien hangat
DO :
-
Daerah pembedahan tampak masih
baru dan terfiksasi
-
Leukosit : 15.000 /Ul
-
Suhu : 37,5 C
|
Risiko infeksi
|
Tindakan invasif, insisi post
pembedahan
|
06/05/12
14.00 WIB
06/05/12
15.00 WIB
|
DS
-
Klien mengatakan punggungnya
terasa panas
-
Klien mengatakan susah bergerak
-
Klien mengatakan tidak mampu
beraktifitas secara mandiri
DDO :
-
Klien terlihat berbaring di
tempat tidur
-
Klien tampak terpasang kateter
-
Aktifitas klien terlihat
dibantu keluarga
-
Klien tampak lemah
-
Tampak adanya luka insisi pada
perut klien
DDS :
-
Klien mengatakan tidak nafsu
makan
-
Klien mengatakan tubuhnya lemas
-
Keluarga klien mengatakan klien
belum memakan apapun pasca operasi
-
Klien mengatakan lidahnya
terasa pahit
DDO :
-
Klien tampak lemas
-
Bibir klien tampak kering &
pucat
-
BB turun + 11 kg selama
sakit
|
Intoleransi aktifitas
Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh
|
Kelemahan fisik
Ketidakmampuan untuk mencerna
makanan
|
Diagnosa keperawatan yang
mungkin muncul (NANDA):
v Pre Operasi
Nyeri akut b.d
obstruksi tumor pada usus dengan kemungkinan menekan organ yang lain
v Post Operasi
1. Nyeri akut b.d agen cedera fisik (insisi pembedahan)
2. Risiko infeksi b.d tindakan invasif, insisi post pembedahan
3. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan fisik
4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d ketidakmampuan
untuk mencerna makanan
3.3 Pengkajian
Pengkajian pada pasien dengan kanker kolon diperoleh
data sebagai berikut sbb:
ü Aktivitas/istirahat
Pasien dengan kanker kolorektal biasanya merasakan
tidak nyaman pada abdomen dengan keluhan nyeri, perasaan penuh, sehingga perlu
dilakukan pengkajian terhadap pola istirahat dan tidur.
ü Sirkulasi
Gejala: Palpitasi, nyeri dada pada pergerakan kerja.
Kebiasaan: perubahan pada tekanan darah.
ü Integritas
ego
Faktor stress (keuangan, pekerjaan, perubahan peran)
dan cara mengatasi stress ( misalnya merokok, minum alkohol, menunda mencari
pengobatan, keyakinan religius/ spiritual)
Masalah tentang perubahan dalam penampilan misalnya,
alopesia, lesi, cacat, pembedahan.
Menyangkal diagnosis, perasaan tidak berdaya, putus
asa, tidak mampu, tidak merasakan, rasa bersalah, kehilangan.
Tanda : Kontrol, depresi.
Menyangkal, menarik diri, marah.
ü Eliminasi
Adanya perubahan fungsi kolon akan mempengaruhi
perubahan pada defekasi pasien, konstipasi dan diare terjadi bergantian.
Bagaimana kebiasaan di rumah yaitu: frekuensi, komposisi, jumlah, warna, dan
cara pengeluarannya, apakah dengan bantuan alat atau tidak adakah keluhan yang
menyertainya. Apakah kebiasaan di rumah sakit sama dengan di rumah.
Pada pasien dengan kanker kolerektal dapat dilakukan
pemeriksaan fisik dengan observasi adanya distensi abdomen, massa akibat
timbunan faeces.
Massa tumor di abdomen, pembesaran hepar akibat
metastase, asites, pembesaran kelenjar inguinal, pembesaran kelenjar aksila dan
supra klavikula, pengukuran tinggi badan dan berat badan, lingkar perut, dan
colok dubur.
ü Makanan/cairan
Gejala: kebiasaan makan pasien di rumah dalam sehari,
seberapa banyak dan komposisi setiap kali makan adakah pantangan terhadap suatu
makanan, ada keluhan anoreksia, mual, perasaan penuh (begah), muntah, nyeri ulu
hati sehingga menyebabkan berat badan menurun.
Tanda: Perubahan pada kelembaban/turgor kulit; edema
ü Neurosensori
Gejala: Pusing; sinkope, karena pasien kurang
beraktivitas, banyak tidur sehingga sirkulasi darah ke otak tidak lancar.
ü Nyeri/kenyamanan
Gejala: Tidak ada nyeri, atau derajat bervariasi
misalnya ketidaknyamanan ringan sampai nyeri berat (dihubungkan dengan proses
penyakit)
ü Pernapasan
Gejala: Merokok (tembakau, mariyuana, hidup dengan
seorang perokok).
Pemajanan asbes
ü Keamanan
Gejala: Pemajanan pada kimia toksik, karsinogen.
Pemajanan matahari lama/berlehihan.
Tanda: Demam.
Ruam ku1it, ulserasi
ü Seksualitas
Gejala: Masalah seksual misalnya dampak pada hubungan
perubahan pada tingkat kepuasan. Multigravida lebih besar
dari usia 30 tahun
Multigravida, pasangan seks multipel, aktivitas
seksual dini, herpes genital.
ü Interaksi
sosial
Gejala: Ketidakadekuatan/kelemahan sistem pendukung
ü Riwayat
perkawinan (berkenaan dengan kepuasan di rumah, dukungan, atau bantuan)
Masalah tentang fungsi/ tanggungjawab peran
penyuluhan/pembelajaran
Gejala: Riwayat kanker pada keluarga misalnya ibu atau
bibi dengan kanker payudara
Sisi primer: penyakit primer, tangga ditemukan
didiagnosis
Penyakit metastatik: sisi tambahan yang terlibat; bila
tidak ada, riwayat alamiah dari primer akan memberikan informasi penting untuk
mencari metastatik.
ü Riwayat
pengobatan
Pengobatan sebelumnya untuk tempat kanker
dan pengobatan yang diberikan.
3.4 Diagnosa Prioritas
1. Nyeri akut b.d obstruksi tumor pada usus dengan
kemungkinan menekan organ yang lain
Kami mengambil diagnosa ini
sebagai diagnosa utama karena didasarkan pada keluhan utama klien yaitu
mengalami nyeri perut. Pada kasus ini, nyeri abdomen tersebut karena adanya
obstruksi tumor pada usus dengan kemungkinan menekan organ yang lain. Hal ini
jika tidak segera ditangani akan berakibat fatal pada klien.
2. Nyeri akut b.d agen cedera fisik (insisi
pembedahan)
Nyeri disebabkan
karena adanya insisi post pembedahan. Nyeri yang dirasakan oleh klien dalam
kasus ini sangat hebat yaitu skala 8 yang menyebabkan klien kesulitan dalam
melakukan aktifitas dan istirahat.
3. Risiko infeksi b.d tindakan invasif, insisi post
pembedahan
Resiko infeksi pada
klien disebabkan karena adanya luka heacting pasca operasi. Pada kasus tersebut
luka pada perut klien mengalami gatal dan kemerahan, dimana hal tersebut
merupakan tanda terjadinya infeksi.
4. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan fisik
Intoleransi aktifitas
terjadi karena adanya luka insisi post operasi menyebabkan diskontuinitas
jaringan sehingga fungsinya terganggu. Pada kasus klien mengalami luka insisi
sehingga kesulitan dalam beraktifitas. Klien mengatakan apabila bergerak
perutnya terasa amat nyeri, sehingga aktifitas klien perlu dibantu baik oleh
keluarga maupun perawat.
5. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh b.d ketidakmampuan untuk mencerna makanan
Ketidakseimbangan
nutrisi pada klien terjadi karena fungsi digestif klien belum berfungsi secara
optimal pasca operasi, sehingga klien belum mampu mencerna makanan dengan baik.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kanker kolon adalah suatu kanker yang berada di colon. Kanker kolon merupakan
penyakit yang bukan sembarangan namun bukan pula penyakit yang tidak bisa
disembuhkan.Kanker kolon adalah penyebab kedua kematian
di Amerika Serikat setelah kanker paru-paru ( ACS 1998). Penyakit ini termasuk penyakit yang mematikan karena penyakit
ini sering tidak diketahui sampai tingkat yang lebih parah. Kanker usus
bila dideteksi dan ditangani dengan cepat maka peluang untuk sembuh total pun
akan semakin besar peluangnya. Pembedahan adalah satu-satunya cara
untuk mengubah kanker kolon.
Dari kasus diagnosa keperawatan yang muncul di antaranya
:
v Pre Operasi
1. Nyeri akut b.d
obstruksi tumor pada usus dengan kemungkinan menekan organ yang lain
v Post Operasi
1. Nyeri akut b.d agen
cedera fisik (insisi pembedahan)
2. Risiko infeksi b.d tindakan
invasif, insisi post pembedahan
3. Intoleransi
aktivitas b.d kelemahan fisik
4. Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d ketidakmampuan untuk mencerna makanan
5.2 Saran
Demikianlah makalah ini kami buat untuk meningkatkan
pemahaman dan pengetahuan kita tentang asuhan keperawatan klien dengan Kanker kolon. Kami selaku penulis sadar bahwa
makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari para pembaca agar makalah selanjutnya
dapat lebih baik lagi. Terima Kasih,,.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner
& Suddarth, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, alih bahasa: Waluyo
Agung., Yasmin Asih., Juli., Kuncara., I.made karyasa, EGC, Jakarta.
Doenges,M.E., Moorhouse, M.F., Geissler, A.C., 1993, Rencana Asuhan Keperawatan untuk perencanaan dan pendukomentasian perawatan Pasien, Edisi-3, Alih bahasa; Kariasa,I.M., Sumarwati,N.M., EGC, Jakarta
.
McCloskey&Bulechek, 1996, Nursing Interventions Classifications, Second edisi, By Mosby-Year book.Inc,Newyork
NANDA, 2001-2002, Nursing Diagnosis: Definitions and classification, Philadelphia, USA
Sjamsuhidayat & wong,2005, Buku ajar ilmu bedah, EGC , Jakarta
Suyono,dkk, 2001, Buku ajar ilmu penyakit dalam, jilid II, edisi 3, Balai penercit FKUI, Jakarta.
University IOWA., NIC and NOC Project., 1991, Nursing outcome Classifications, Philadelphia, USA
Doenges,M.E., Moorhouse, M.F., Geissler, A.C., 1993, Rencana Asuhan Keperawatan untuk perencanaan dan pendukomentasian perawatan Pasien, Edisi-3, Alih bahasa; Kariasa,I.M., Sumarwati,N.M., EGC, Jakarta
.
McCloskey&Bulechek, 1996, Nursing Interventions Classifications, Second edisi, By Mosby-Year book.Inc,Newyork
NANDA, 2001-2002, Nursing Diagnosis: Definitions and classification, Philadelphia, USA
Sjamsuhidayat & wong,2005, Buku ajar ilmu bedah, EGC , Jakarta
Suyono,dkk, 2001, Buku ajar ilmu penyakit dalam, jilid II, edisi 3, Balai penercit FKUI, Jakarta.
University IOWA., NIC and NOC Project., 1991, Nursing outcome Classifications, Philadelphia, USA
No comments:
Post a Comment