Teks jalan

WELCOME TO ASKEP PERAWAT DAN BIDAN. By : SANNI PEBRIANSYAH

iklan adsensecamp

Thursday, October 8, 2015

Asuhan Keperawatan URTIKARIA

BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar belakang
Urtikaria adalah lesi di kulit yang ditandai khas dengan urtika. Pengertianurtikaria yang lain adalah reaksi vaskular dari dermis yang ditandai dengan gambaransementara dengan bercak atau bejolan, lebih merah atau lebih pucat dari pada kulitdisekitarnya dan seringkali ditandai dengan gatal yang sangat hebat.Urtikaria merupakan penyakit yang sering ditemukan, diperkirakan 3,2-12,8% daripopulasi pernah mengalami urtikaria. Urtikaria atau lebih di kenal dengan biduran adalahsuatu gejala penyakit berupa gatal-gatal pada kulit di sertai bercak-bercak menonjol (edema) yang biasanya disebabkan oleh alergi (www.urtikaria.com)
Urtikaria merupakanistilah kilnis untuk suatu kelompok kelainan yang di tandai dengan adanya pembentukanbilur-bilur pembengkakan kulit yang dapat hilang tanpa meninggalkan bekas yangterlihat. ( robin graham, brown. 2205 )
Urtikaria yaitu keadaan yang di tandai dengantimbulnya urtika atau edema setempat yang menyebabkan penimbulan diatas permukaankulit yang di sertai rasa sangat gatal ( ramali,ahmad. 2000)
B.     Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini asuhan keperawatan ini adalah untuk membahasmengenai cara mendiagnosis dini dan mekanisme terjadinya penyakit urtikaria
C.      Manfaat
Manfaat dari asuhan keperawatan anak dengan penyakit urtikaria Ini bermanfaat untuk melakukuan askep yang valid mulai dari pengkajian, diagnose keperawatan, proseskaperawatan, implementasi, evaluasi.
BAB II
PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN
Urtikaria merupakan istilah klinis untuk suatu kelompok kelainan yang di tandai denganadanya pembentukan bilur-bilur pembengkakan kulit yang dapat hilang tanpa meninggalkanbekas yang terlihat (Brown Robin Graham halaman 2205).
Urtikaria adalah penonjolan di atas permukaan kulit akibat edema setempat dan dapathilang perlahan-lahan, misalnya pada dermatitis medikamentosa, dan gigitan serangga(Saripati Penyakit Kulit halaman 3).
Urtikaria adalah erupsi pada kulit yang berbatas tegas dan menimbul (bentol), berwarnamerah, memutih bila ditekan, dan disertai rasa gatal. Urtikaria dapat berlangsung secaraakut, kronik, atau berulang (klinik pediatric, 2009).
Urtikaria (biduran) merupakan suatu reaksi pada kulit yang timbul mendadak (akut) karenapengeluaran histamin yang mengakibatkan pelebaran pembuluh darah dan kebocoran daripembuluh darah. Secara imunologik, dari data yang ada sejak tahun 1987, urtikariamerupakan salah satu manifestasi keluhan alergi pada kulit yang paling sering dikemukakanoleh penderita, keadaan ini juga didukung oleh penelitian ahli yang lain (Hodijah, 2009).
Urtikaria (gelagata) merupakan reaksi alergi hipersensitivitas tipe 1 pada kulit yangditandai oleh kemunculan mendadak lesi yang menonjol yang edematous, berwarna merahmuda dengan ukuran serta bentuk yang bervariasi, keluhan gatal dan menyebabkangangguan rasa nyaman yang setempat. Kelainan ini dapat mengenai setiap bagian tubuh,termasuk membran mukosa (khususnya mulut), laring (kadang-kadang dengan komplikasirespiratorius yang serius) dan traktus gastrointestinal. Setiap urtikaria akan bertahan selamaperiode waktu tertentu yang bervariasi dari beberapa menit hingga beberapa jam sebelummenghilang. Selama berjam-jam atau berhari-hari, kumpulan lesi ini dapat timbul, hilangdan kembali lagi secara episodik (Brunner dan Sudarth, 2002).
Urtikaria (kaligata) adalah suatu reaksi alergi yang ditandai oleh bilur-bilur berwarnamerah dengan berbagai ukuran di permukaan kulit (Medicastore, 2009).
Secara umum, Urtikaria yang disebut juga Kaligata, Biduran, atau Gelagata adalah suatureaksi alergi pada kulit akibat pengeluaran histamin ditandai dengan kemunculan mendadak lesi yang menonjol yang edematous, berwarna merah muda dengan ukuran serta bentuk yang bervariasi, keluhan gatal dan menyebabkan gangguan rasa nyaman yang setempat.Istilah lain yang digunakan untuk urtikaria yaitu : Hives, nettle rash, biduran, kaligata,gelagata.
Gambar 1 : Urtikaria di berbagai tempat
 2. EPIDEMIOLOGI
Berdasarkan angka kejadiannya, disebutkan bahwa sekitar 15-20% populasimengalami urtikaria dalam masa hidupnya. Kemungkinan mengalami urtikaria, tidak ada perbedaan ras dan umur (terbanyak pada kelompok umur 40-50 an). Hanya saja,pada urtikaria kronis (berulang dan lama), lebih sering dialami pada wanita yaitu 60%(Anonim, 2009).
Urtikaria dapat terjadi pada semua ras. Kedua jenis kelamin dapat terkena, tapi lebihsering pada wanita usia pertengahan. Urtikaria kronik idiopatik terjadi 2 kali lebihsering pada wanita daripada laki-laki.Urtikaria akut lebih sering terjadi pada anak-anak, sedangkan urtikaria kronik lebih sering terjadi pada usia dewasa (AstaQauliyah, 2007).
            Urtikaria sering dijumpai pada semua umur, orang dewasa lebih banyak mengalamiurtikaria dibandingkan dengan usia muda. Umur rata-rata penderita urtikaria ialah 35tahun, jarang dijumpai pada umur kurang dari 10 tahun atau lebih dari 60 tahun.Urtikaria kronik cenderung dialami oleh orang dewasa dan wanita memilikikemungkinan 2 kali lebih besar daripada laki-laki (Hodijah, 2009).
Urtikaria merupakan penyakit yang sering ditemukan, diperkirakan 3,2-12,8% daripopulasi pernah mengalami urtikaria (klinik pediatric, 2009).
            Urtikaria sering dijumpai pada semua umur, namun orang dewasa lebih banyak mengalami urtikaria dibandingkan dengan usia muda. SHELDON (1951),menyatakan bahwa umur rata-rata penderita urtikaria ialah 35 tahun, jarang dijumpaipada umur kurang dari 10 tahun atau lebih dari 60 tahun.Ditemukan 40% bentuk urtikaria saja, 49% bentuk urtikaria bersama angioderma, dan11% bentuk angioederma saja. Lama serangan berlangung bervariasi, ada yang lebih dari satu tahun, bahkan ada yang lebih dari 20 tahun.Penderita atopi (alergi) lebih mudah mengalami urtikaria dibandingkan dengan orangnormal. Tidak ada perbedaan frekuensi dari faktor jenis kelamin baik laki-laki atauperempuan. Umur, ras, jabatan/pekerjaan, letak geografis, dan perubahan musimdapat mempengaruhi hipersensitivitas yang diperankan oleh IgE. Penisilin tercatatsebagai obat yang sering menimbulkan urtikaria (Irga, 2009).
3. ETIOLOGI
Faktor pencetus terjadinya urtikaria, antara lain: makanan tertentu, obat-obatan, bahanhirupan (inhalan), infeksi, gigitan serangga, faktor fisik, faktor cuaca (terutama dingin tapibisa juga panas berkeringat), faktor genetik, bahan-bahan kontak (misalnya: arloji, ikatpinggang, karet sandal, karet celana dalam, dan lain-lain) dan faktor psikis.
1.              Jenis makanan yang dapat menyebabkan alergi misalnya : telur, ikan, kerang, coklat, jenis kacang tertentu, tomat, tepung, terigu, daging sapi, udang, dan lain-lain. Zatpewarna, penyedap rasa atau bahan pengawet juga dapat menimbulkan urtikaria.
2.              Jenis obat-obatan yang dapat ,menimbulkan alergi biasanya penisilin, aspirin,bronide, serum, vaksin, dan opium.
3.              Bahan-bahan protein yang masuk melalui hidung seperti serbuk kembang, jamur,debu dari burung, debu rumah, dan ketombe binatang.
4.              Faktor lingkungan yang terpapar dengan debu rumah, jamur, serbuk sari bunga,pengaruh cuaca yang terlalu dingin atau panas sinar matahari, tekanan atau air jugadapat menimbulkan urtikaria.
5.              Pada urtikaria yang berulang, faktor emosional perlu diperhatikan. Stress emosionaldapat secara langsung dan tidak langsung menyebabkan seseorang meningkatkemungkinan terjadi urtikaria.
6.              Penyakit sistemik. Beberapa penyakit dan keganasan dapat menimbulkan urtikaria.Beberapa penyakit sistemik yang sering disertai urtikaria antara lain limfoma,hipertiroid, Lupus Eritematosus Sistemik, dll.
7.              Gigitan serangga. Gigitan serangga dapat menimbulkan urtikaria setempat. Nyamuk,lebah dan serangga lainnya menimbulkan urtikaria bentuk papul di sekitar tempatgigitan, biasanya sembuh sendiri.
4. PATOFISIOLOGI
Urtikaria timbul akibat masuknya antigen ke area kulit yang spesifik dan menimbulkan reaksi setempat yang mirip reaksi anafilaksis. Histamin yang dilepaskan setempat akan menimbulkan (1) vasodilatasi yang menyebabkan timbulnya red flare (kemerahan) dan (2)peningkatan permeabilitas kapiler setempat sehingga dalam beberapa menit kemudian akanterjadi pembengkakan setempat yang berbatas jelas (Guyton, 2008).
Urtikaria terjadi karena vasodilatasi disertai permeabilitas kapiler yang meningkat, sehinggaterjadi transudasi cairan yang mengakibatkan pengumpulan cairan lokal. Sehingga secaraklinis tampak edema lokal disertai eritem. Vasodilatasi dan peningkatan permeabilitaskapiler dapat terjadi akibat pelepasan mediator misalnya histamine, kinin, serotonin, slowreacting substance of anafilacsis (SRSA) dan prostaglandin oleh sel mast dan atau basofil (Asta Qauliyah, 2007).Sel mast merupakan sel yang berperan dalam pelepasan mediator vasoaktif seperti histaminyaitu agen utama dalam urtikaria. Mediator lain seperti leukotrin dan prostaglandin jugamempunyai kontribusi baik dalam respon cepat maupun lambat dengan adanya kebocorancairan dalam jaringan (Hodijah, 2009).
Urtikaria terjadi karena vasodilatasi disertai permeabilitas kapiler yang meningkat, sehinggaterjadi transudasi cairan yang mengakibatkan pengumpulan cairan setempat. Sehinggasecara klinis tampak edema setempat disertai kemerahan. Vasodilatasi dan peningkatanpermeabilitas kapiler dapat terjadi akibat pelepasan mediator-mediator, misalnya histamin,kinin, serotonin, slow reacting substance of anaphylaxis (SRSA), dan prostaglandin oleh selmast dan atau basofil. Selain itu terjadi inhibisiproteinase oleh enzim proeolotik, misalnya kalikrin, tripsin, plasmin, dan hemotripsin di dalam sel mast. Baik faktor imunologik,maupun nonimunologik mampu merangsang sel mast atau basofil untuk melepaskanmediator tersebut. Pada yang nonimunologik mungkin sekali siklik AMP (adenosin monophosphate) memegang peranan penting pada pelepasan mediator. Beberapa bahan kimiaseperti golongan amin dan derivat amidin, obat-obatan seperti morfin, kodein, polimiksin,dan beberapa antibiotik berperan pada keadaan ini. Bahan kolinergik, misalnya asetilkolin,dilepaskan oleh saraf kolinergik kulit yang mekanismenya belum diketahui, langsung dapat mempengaruhi sel mast untuk melepaskan mediator. Faktor fisik, misalnya panas, dingin,trauma tumpul, sinar X, dan pemijatan, dapat langsung merangsang sel mast. Beberapakeadaan, misalnya demam, panas, emosi, dan alkohol dapat merangsang langsung padapembuluh darah kapiler sehingga terjadi vasodilatasi dan peningkatan permeabilitas. Faktorimunologik lebih berperan pada urtikaria yang akut daripada yang kronik dimana biasanya IgE terikat pada permukaan sel mast dan atau sel basofil karena adanya reseptor Fc, bilaada antigen yang sesuai berikatan dengan Ig. E, maka terjadi degranulasi sel, sehinggamampu melepaskan mediator. Keadaan ini jelas tampak pada reaksi tipe I (anafilaksis),misalnya alergi obat dan makanan. Komplemen juga ikut berperan, aktivasi komplemensecara klasik maupun secara alternatif menyebabkan pelepasan anafilatoksin (C3aC5a) yangmampu merangsang sel mast dan basofil, misalnya tampak akibat venom atau toksin bakteri.Ikatan dengan komplemen juga terjadi pada urtikaria akibat reaksi sitotoksik dan kompleksimun, pada keadaan ini juga dilepaskan zat anafilatoksin. Urtikaria akibat kontak dapat jugaterjadi misalnya setelah pemakaian bahan penangkis serangga, bahan kosmetik, dansefalosporin. Kekurangan C1 esterase inhibitor secara genetik menyebabkan edemaangioneurotik yang herediter (Irga, 2009).
5. KLASIFIKASI
Berdasarkan lamanya, biduran (urtikaria) dibedakan menjadi urtikaria akut dan kronik. Urtikaria akut, bila kelainan kulit terjadi selama 6 minggu atau berlangsung selama 4 minggu namun timbul setiap hari. Sekitar 20%-30% pasien dengan urtikaria akut berkembang menjadi kronis. Sedangkan urtikaria kronik terjadi lebih dari 6 minggu lamanya.
Berdasarkan morfologinya, maka urtikaria dibedakan menjadi urtikaria papular, gutata (sebesar ukuran tetesan air), dan girata (ukuran besar-besar).
Berdasarkan dalam dan luasnya urtikaria, maka urtikaria dibedakan menjadi urtikaria lokal, generalisata dan angioedema. Dan berdasarkan penyebabnya maka urtikaria dibedakan menjadi urtikaria imunologik, non-imunologik dan idiopatik.
1. URTIKARIA AKUT 
Urtikaria akut hanya berlansung selama beberapa jam atau beberapa hari. yangsering terjadi penyebabnya adalah:
a.               adanya kontak dengan tumbuhan (misalnya jelatang), bulubinatang/makanan
b.      akibat pencernaan makanan, terutama kacang-kacangan, kerangan-kerangandan strowberi.
c.       akibat memakan obat misalnya aspirin dan penisilin.
2. URTIKARIA KRONIS
Biasanya berlangsung beberapa minggu, beberapa bulan, atau beberapa tahun. padabentuk urtikaria ini jarang didapatkan adanya faktor penyebab tunggal.
3. URTIKARIA PIGMENTOSA
Yaitu suatu erupsi pada kulit berupa hiperpigmentasi yang berlangsung sementara,kadang-kadang disertai pembengkakan dan rasa gatal.
4. URTIKARIA SISTEMIK ( PRURIGO SISTEMIK )
Adalah suatu bentuk prurigo yang sering kali terjadi pada bayi kelainan khas berupaurtikaria popular yaitu urtikaria yang berbentuk popular-popular yang berwarnakemerahan
Berdasarkan penyebabnya, urtikaria dapat dibedakan menjadi:
1. Heat rash yaitu urtikaria yang disebabkan panas.
2. Urtikaria idiopatik yaitu urtikaria yang belum jelas penyebabnya atau sulit dideteksi.
3. Cold urtikaria adalah urtikaria yang disebabkan oleh rangsangan dingin.
4. Pressure urtikaria yaitu urtikaria yang disebabkan rangsangan tekanan
.5. Contact urtikaria yaitu urtikaria yang disebabkan oleh alergi.
6. Aquagenic urtikaria yaitu urtikaria yang disebabkan oleh rangsangan air.
7. Solar urtikaria yaitu urtikaria yang disebabkan sengatan sinar matahari.
8. Vaskulitik urtikaria.
9. Cholirgenic urtikaria yaitu urtikaria yang disebabkan panas, latihan berat dan stress.
6. GEJALA KLINIS
            Gejala atau tanda-tanda urtikaria mudah dikenali, yakni bentol atau bercak meninggipada kulit, tampak eritema (kemerahan) dan edema (bengkak) setempat berbatas tegas,kadang-kadang bagian tengah tampak lebih pucat. Urtika biasa terjadi dalamberkelompok. Satu urtika sendiri dapat bertahan dari empat sampai 36 jam. Bila satu urtika menghilang, urtika lain dapat muncul kembali. Keluhan utama biasanya gatal,rasa terbakar, atau tertusuk.Penampakan urtikaria beragam, mulai yang ringan berupa bentol merah dan gatalhingga yang agak heboh yakni bengkak pada kelopak mata (bisa satu mata ataukeduanya), bibir membengkak , daun telinga menebal dan adakalanya disertai perutmulas serta rasa demam.
            Gejala mungkin tidak terjadi setiap saat. Untuk beberapaorang, kondisi tertentu seperti panas, dingin atau stress akan menyebabkan perburukangejala.
7. PEMERIKSAAN FISIK
Inspeksi : kulit tampak kemerahan, terdapat batas pinggir yang jelas (timbul secara tiba-tiba,memudar bila disentuh, jika digaruk akan timbul bilur-bilur yang baru), tampak adanyaedema dan pembengkakan.
Palpasi : terasa adanya edema dan pembengkakan serta adanya nyeri tekan.
8. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIC/ PENUNJANG
Beberapa pemeriksaan penunjang diperlukan untuk membuktikan penyebab urtikaria :
  1. Pemeriksaan darah, air seni dan tinja rutin untuk menilai ada tidaknya infeksi yang tersembunyi atau kelainan pada organ dalam
  2. Pemeriksaan imunologis seperti pemeriksaan kadar IgE, eosinofil dan komplemen.
  3. Test kulit, walaupun terbatas kegunaannya dapat dipergunakan untuk membantu diagnosis. Uji gores dan uji tusuk dapat dipergunakan untuk mencari alergen.
  4. Tes eliminasi makanan dengan cara menghentikan semua makanan yang dicurigai untuk beberapa waktu, lalu mencobanya kembali satu per satu
9. PENANGANAN
Penanganan biduran, yang paling ideal adalah menghindari penyebab atau faktor pencetus agar tidak terjadi atau meminimalisir terjadinya biduran. Cara menemukan faktor pencetus adalah dengan mencatat obat, makanan atau bahan yang ketika di konsumsi atau di gunakan menyebabkan timbulnya biduran.
Usahakan jangan digaruk. Karena jika digaruk maka maka bahan aktif histamin akan makin banyak keluar dan yang terjadi justru bagian yang digaruk semakin gatal.
Namun jika telah terjadi biduran, maka dokter akan memberikan pengobatan dengan :
  1. Anti histamine (sangat bermanfaat) karena dapat mengontrol gejala bagi sebagian besar kasus, namun tidak dapat menghilangkan penyebabnya
  2. Kortikosteroid akan diberikan bila pengobatan dengan anti histamin saja tidak cukup, obat ini dapat mengurangi bengkak, kemerahan dan gatal, namun hanya diminum dalam jangka waktu sebentar saja karena mempunyai efek samping yang cukup serius.
  3. Pengobatan lokal berupa bedak atau lotion yang mengandung menthol
  4. Pada kasus biduran yang berat dan angioedema dapat diberikan suntikan adrenalin (epinephrine)
10. KOMPLIKASI
Lesi-lesi urtikaria bisa sembuh tanpa komplikasi. Namun pasien dengan gatal yang hebatbisa menyebabkan purpura dan excoriasi yang bisa menjadi infeksi sekunder. Penggunaanantihistamin bisa menyebabkan somnolens dan bibir kering. Pasien dengan keadaan penyakityang berat bisa mempengaruhi kualitas hidup (Asta Qauliyah, 2007).
11. PROGNOSIS
Pada umumnya prognosis urtikaria adalah baik, dapat sembuh spontan atau dengan obat. Tetapikarena urtikaria merupakan bentuk kutan anafilaksis sistemik, dapat saja terjadi obstruksi jalan nafas karena adanya edema laring atau jaringan sekitarnya, atau anafilaksis sistemik yang dapat mengancam jiwa.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
      A.   PENGKAJIAN
Untuk menetapkan bahan alergen penyebab urtikaria kontak alergik diperlukan anamnesis yang teliti, riwayat penyakit yang lengkap, pemeriksaan fisik dan uji tempel.
Anamnesis ditujukan selain untuk menegakkan diagnosis juga untuk mencari kausanya. Karena hal ini penting dalam menentukan terapi dan tindak lanjutnya, yaitu mencegah kekambuhan. Diperlukan kesabaran, ketelitian, pengertian dan kerjasama yang baik dengan pasien. Pada anamnesis perlu juga ditanyakan riwayat atopi, perjalanan penyakit, pekerjaan, hobi, riwayat kontaktan dan pengobatan yang pernah diberikan oleh dokter maupun dilakukan sendiri, obyek personal meliputi pertanyaan tentang pakaian baru, sepatu lama, kosmetika, kaca mata, dan jam tangan serta kondisi lain yaitu riwayat medis umum dan mungkin faktor psikologik.
Pemeriksaan fisik didapatkan, biasanya klien mengeluh gatal, rasa terbakar, atau tertusuk. Klien tampak eritema dan edema setempat berbatas tegas, kadang-kadang bagian tengah tampak lebih pucat. Bentuknya dapat papular seperti pada urtikaria akibat sengatan serangga, besarnya dapat lentikular, numular, sampai plakat. Kriteria diagnosis urtikaria alergik adalah :
·         Adanya riwayat kontak dengan suatu bahan satu kali tetapi lama, beberapa kali atau satu kali tetapi sebelumnya pernah atau sering kontak dengan bahan serupa.
·          Terdapat tanda-tanda urtikaria terutama pada tempat kontak.
·         Terdapat tanda-tanda urtikaria disekitar tempat kontak dan lain tempat yang serupa dengan tempat kontak tetapi lebih ringan serta timbulnya lebih lambat, yang tumbuhnya setelah pada tempat kontak.
·         Rasa gatal
·         Uji tempel dengan bahan yang dicurigai hasilnya positif.
1.    Identitas Pasien.
      2.    Keluhan Utama.
Biasanya pasien mengeluh gatal, rambut rontok.
      3.    Riwayat Kesehatan.
      a.    Riwayat Penyakit Sekarang :
            Tanyakan sejak kapan pasien merasakan keluhan seperti yang ada pada keluhan utama dan tindakan apa saja yang dilakukan pasien untuk menanggulanginya.
      b.    Riwayat Penyakit Dahulu :
            Apakah pasien dulu pernah menderita penyakit seperti ini atau penyakit kulit lainnya.
      c.    Riwayat Penyakit Keluarga :
            Apakah ada keluarga yang pernah menderita penyakit seperti ini atau penyakit kulit lainnya.
      d.    Riwayat Psikososial :
            Apakah pasien merasakan kecemasan yang berlebihan. Apakah sedang mengalami stress yang berkepanjangan.
      e.    Riwayat Pemakaian Obat :
            Apakah pasien pernah menggunakan obat-obatan yang dipakai pada kulit, atau pernahkah pasien tidak tahan (alergi) terhadap sesuatu obat.
      f.     Pemeriksaan fisik
­                              KU       : lemah
­                              TTV     : suhu naik atau turun.
­                              Kepala            :
            Bila kulit kepala sudah terkena dapat terjadi alopesia.
­                              Mulut :
            Dapat juga mengenai membrane mukosa terutama yang disebabkan oleh obat.
­                              Abdomen       :
            Adanya limfadenopati dan hepatomegali.
Ekstremitas :
            Perubahan kuku dan kuku dapat lepas.
Kulit                :
            Kulit periorbital mengalami inflamasi dan edema sehingga terjadi ekstropion pada keadaan kronis dapat terjadi gangguan pigmentasi. Adanya eritema , pengelupasan kulit, sisik halus dan skuama.
B.   DIAGNOSA KEPERAWATAN
                  Diagnosa keperawatan yang umumnya muncul pada klien penderita kelainan kulit seperti Urtikaria adalah sebagai berikut :
      1.    Potensial terjadinya infeksi berhubungan dengan adanya luka akibat gangguan integritas
      2.    Resiko kerusakan kulit berhubungan dengan terpapar alergen
      3.    Perubahan rasa nyaman berhubungan dengan pruritus
      4.    Gangguan pola tidur berhubungan dengan pruritus
      5.    Gangguan citra tubuh berhubungan dengan penampakan kulit yang tidak bagus.
      6.    Kurang pengetahuan tentang program terapi berhubungan dengan inadekuat informasi

C.   INTERVENSI KEPERAWATAN
No
Diagnosa Keperawatan
Perencanaan
Tujuan/Kriteria Hasil
Intervensi
Rasional
1
Potensial terjadinya infeksi b.d. adanya luka akibat gangguan integritas
Tujuan :
Tidak terjadi infeksi
Kriteria hasil :
Hasil pengukuran tanda vital dalam batas normal.
- RR :12-24 x/menit
- N : 70-82 x/menit
- T : 36-37 OC
- TD : 120/85 mmHg
Tidak ditemukan tanda-tanda infeksi (kalor,dolor, rubor, tumor, infusiolesa)
Hasil pemeriksaan laboratorium dalam batas normal Leuksosit darah : 4.400 – 11.300/mm3
1. 1) Lakukan tekni aseptic dan antiseptic dalam melakukan tindakan pada pasien
2.  
2)Ukur tanda vital tiap 4-6 jam
3) Observasi adanya tanda-tanda infeksi
4.   
4)Kolaborasi dengan ahli gizi untuk pemberian diet TKTP
5    5) Libatkan peran serta keluarga dalam memberikan bantuan pada klien.
6) Jaga lingkungan klien agar tetap bersih.
11)Dengan teknik septik dan aseptik dapat mengirangi dan mencegah kontaminasi kuman.
2)  Suhu yang meningkat adalah imdikasi terjadinya proses infeksi.
3)Deteksi dini terhadap tanda-tanda infeksi
4) Untuk menghindari alergen dari makanan.
5) Memandirikan keluarga
66)Menghindari alergen yang dapat meningkatkan urtikaria.
2
Resiko kerusakan kulit b.d.  terpapar alergen
Tujuan :
Tidak terjadi kerusakan pada kulit klien
Kriteria hasil :
Klien akan mempertahankan integritas kulit, ditandai dengan menghindari alergen



1)Ajari klien menghindari atau menurunkan paparan terhadap alergen yang telah diketahui.
2)Baca label makanan kaleng agar terhindar dari bahan makan yang mengandung alergen
3)Hindari binatang peliharaan.
44)Gunakan penyejuk ruangan (AC) di rumah atau di tempat kerja, bila memungkinkan.
11)Menghindari alergen akan menurunkan respon alergi.
2)Menghindari dari bahan makanan yang mengandung alergen.
3) Binatang sebaiknya hindari memelihara binatang atau batasi keberadaan binatang di sekitar area rumah.
4)AC membantu menurunkan paparan terhadap beberapa alergen yang ada di lingkungan.
3
Perubahan rasa nyaman b.d.  pruritus
Tujuan :
Rasa nyaman klien terpenuhi
Kriteria hasil :
Klien menunjukkan berkurangnya pruritus, ditandai dengan berkurangnya lecet akibat garukan, klien tidur nyenyak tanpa terganggu rasa gatal, klien mengungkapkan adanya peningkatan rasa nyaman
1.      1)Jelaskan gejala gatal berhubungan dengan penyebabnya (misal keringnya kulit) dan prinsip terapinya (misal hidrasi) dan siklus gatal-garuk-gatal-garuk.
2)Cuci semua pakaian sebelum digunakan untuk menghilangkan formaldehid dan bahan kimia lain serta hindari menggunakan pelembut pakaian buatan pabrik.
2.       
3.      3)Gunakan deterjen ringan dan bilas pakaian untuk memastikan sudah tidak ada sabun yang tertinggal.
4.       
4.    4)Jaga kebersihan kulit pasien
5.   5) Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat pengurang rasa gatal
11)Dengan mengetahui proses fisiologis dan psikologis dan prinsip gatal serta penangannya akan meningkatkan rasa kooperatif.
2)Pruritus sering disebabkan oleh dampak iritan atau allergen dari bahan kimia atau komponen pelembut pakaian.
33) Bahan yang tertinggal (deterjen) pada pencucian pakaian dapat menyebabkan iritasi.
4)Mengurangi penyebab gatal karena terpapar alergen.
5)Mengurangi rasa gatal.



4
Gangguan pola tidur b.d. pruritus
Tujuan :
Klien bisa beristirahat tanpa adanya pruritus.
Kriteria Hasil :
1.Mencapai tidur yang nyenyak.
2.Melaporkan gatal mereda.
3.Mempertahankan kondisi lingkungan yang tepat.
4.Menghindari konsumsi kafein.
5.Mengenali tindakan untuk meningkatkan tidur.
6.Mengenali pola istirahat/tidur yang memuaskan.
1.   1)Mengerjakan hal ritual menjelang tidur.
2.    2)Menjaga agar kulit selalu lembab.
3.   3) Menghindari minuman yang mengandung kafein menjelang tidur.
5.      4)Melaksanakan gerak badan secara teratur.
5.   5) Nasihati klien untuk menjaga kamar tidur agar tetap memiliki ventilasi dan kelembaban yang baik.
11)Udara yang kering membuat kulit terasa gatal, lingkungan yang nyaman meningkatkan relaksasi.
2)Tindakan ini mencegah kehilangan air, kulit yang kering dan gatal biasanya tidak dapat disembuhkan tetapi bisa dikendalikan.
3) Kafein memiliki efek puncak 2-4 jam setelah dikonsumsi.
44)Memberikan efek menguntungkan bila dilaksanakan di sore hari.
55)Memudahkan peralihan dari keadaan terjaga ke keadaan tertidur.
5
Gangguan citra tubuh b.d.  penampakan kulit yang tidak bagus
Tujuan :
Pengembangan peningkatan penerimaan diri pada klien tercapai
Kriteria Hasil :
1.Mengembangkan peningkatan kemauan untuk menerima keadaan diri.
2.Mengikuti dan turut berpartisipasi dalam tindakan perawatan diri.
3.Melaporkan perasaan dalam pengendalian situasi.
4.Menguatkan kembali dukungan positif dari diri sendiri.
5.Mengutarakan perhatian terhadap diri sendiri yang lebih sehat.
6.Tampak tidak meprihatinkan kondisi.
7.Menggunakan teknik penyembunyian kekurangan dan menekankan teknik untuk meningkatkan penampilan
1.  1)Kaji adanya gangguan citra diri (menghindari kontak mata,ucapan merendahkan diri sendiri).
2.   2) Identifikasi stadium psikososial terhadap perkembangan.
3.   3) Berikan kesempatan pengungkapan perasaan.
4.   4) Nilai rasa keprihatinan dan ketakutan klien, bantu klien yang cemas mengembangkan kemampuan untuk menilai diri dan mengenali masalahnya.
5)Dukung upaya klien untuk memperbaiki citra diri , spt merias, merapikan.
6.   6) Mendorong sosialisasi dengan orang lain.
11)Gangguan citra diri akan menyertai setiap penyakit/keadaan yang tampak nyata bagi klien, kesan orang terhadap dirinya berpengaruh terhadap konsep diri.
2)Terdapat hubungan antara stadium perkembangan, citra diri dan reaksi serta pemahaman klien terhadap kondisi kulitnya.
3)Klien membutuhkan pengalaman didengarkan dan dipaham
i.
4) Memberikan kesempatan pada petugas untuk menetralkan kecemasan yang tidak perlu  terjadi dan memulihkan realitas situasi, ketakutan merusak adaptasi klien .
5)Membantu meningkatkan penerimaan diri dan sosialisasi.
6)Membantu meningkatkan penerimaan diri dan sosialisasi.
6
Kurang pengetahuan tentang program terapi b.d. inadekuat informasi
Tujuan :
Terapi dapat dipahami dan dijalankan
Kriteria Hasil :
1.Memiliki pemahaman terhadap perawatan kulit.
2.Mengikuti terapi dan dapat menjelaskan alasan terapi.
3.Melaksanakan mandi, pembersihan dan balutan basah sesuai program.
4.Menggunakan obat topikal dengan tepat.
5.Memahami pentingnya nutrisi untuk kesehatan kulit.
1.    1)Kaji apakah klien     memahami dan mengerti tentang penyakitnya.
2.   2) Jaga agar klien mendapatkan informasi yang benar, memperbaiki kesalahan konsepsi/informasi.
3.   3) Peragakan penerapan terapi seperti, mandi dan penggunaan obat-obatan lainnya.
4.    4)Nasihati klien agar selalu menjaga hygiene pribadi juga lingkungan..



1.dapat meningkatkan kerja sama pasienmengenai program pengobatan dan mendapatkan penyembuhan yang optimal.
2. Menurukan resiko terjadinya troma.
3. Mengurangi rasa gatal pada kulit,
4. Menimbulkan rasa percaya diri dan meningkatkan pola hidup sehat bagi klien dan lingkungannya.
BAB III
                                                                       PENUTUP
A. KESIMPULAN
            Penyakit urtikaria merupakan penyakit yang terdapat ada kulit dapat beupa bentol-bentol atau penonjolan pada kulit. Uritikaria ini dapat disebabkan oleh gigitan serangga,ataupun karena Faktor alergi.
Faktor pencetus terjadinya urtikaria, antara lain: makanan tertentu, obat-obatan, bahanhirupan (inhalan), infeksi, gigitan serangga, faktor fisik, faktor cuaca (terutama dingin tapibisa juga panas berkeringat), faktor genetik, bahan-bahan kontak (misalnya: arloji, ikatpinggang, karet sandal, karet celana dalam, dan lain-lain) dan faktor psikis.
Lesi-lesi urtikaria bisa sembuh tanpa komplikasi. Namun pasien dengan gatal yang hebatbisa menyebabkan purpura dan excoriasi yang bisa menjadi infeksi sekunder. Penggunaanantihistamin bisa menyebabkan somnolens dan bibir kering.
B. SARAN
                Setelah mengetahui, mempelajari pembahasan diatas, saran kami yaitu kita dapat mejaga diri kita agar setidaknya dapat menghindari penyebab-penyebab terjadinya urtikaria, agar kita dapat menjauhkan diri kita dari terjangkitnya berbagai prnyakit yang dapat menyarang kita.

No comments:

Post a Comment

Terimakasih Anda Telah Berkunjung Diblog Askep Perawat dan Bidan, Semoga blog saya ini berguna untuk kita semua dan masyarakat..

mohon di share dan dikomentari blog saya ini. untuk jadi motipasi memperbaiki blog saya ini..

"Terima Kasih"

Apakah Anda Puas Dengan Blog Saya..?