BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Urtikaria adalah lesi di kulit
yang ditandai khas dengan urtika. Pengertianurtikaria yang lain adalah reaksi
vaskular dari dermis yang ditandai dengan gambaransementara dengan bercak atau
bejolan, lebih merah atau lebih pucat dari pada kulitdisekitarnya dan
seringkali ditandai dengan gatal yang sangat hebat.Urtikaria merupakan penyakit
yang sering ditemukan, diperkirakan 3,2-12,8% daripopulasi pernah mengalami
urtikaria. Urtikaria atau lebih di kenal dengan biduran adalahsuatu gejala
penyakit berupa gatal-gatal pada kulit di sertai bercak-bercak menonjol (edema)
yang biasanya disebabkan oleh alergi (www.urtikaria.com)
Urtikaria merupakanistilah kilnis
untuk suatu kelompok kelainan yang di tandai dengan adanya
pembentukanbilur-bilur pembengkakan kulit yang dapat hilang tanpa meninggalkan
bekas yangterlihat. ( robin graham, brown. 2205 )
Urtikaria yaitu keadaan yang di
tandai dengantimbulnya urtika atau edema setempat yang menyebabkan penimbulan
diatas permukaankulit yang di sertai rasa sangat gatal ( ramali,ahmad. 2000)
B. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini
asuhan keperawatan ini adalah untuk membahasmengenai cara mendiagnosis dini dan
mekanisme terjadinya penyakit urtikaria
C. Manfaat
Manfaat dari asuhan keperawatan
anak dengan penyakit urtikaria Ini bermanfaat untuk melakukuan askep yang valid
mulai dari pengkajian, diagnose keperawatan, proseskaperawatan, implementasi,
evaluasi.
BAB II
PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN
Urtikaria merupakan istilah klinis untuk suatu kelompok kelainan yang di tandai
denganadanya pembentukan bilur-bilur pembengkakan kulit yang dapat hilang tanpa
meninggalkanbekas yang terlihat (Brown Robin Graham halaman 2205).
Urtikaria adalah penonjolan di atas permukaan kulit akibat edema setempat dan
dapathilang perlahan-lahan, misalnya pada dermatitis medikamentosa, dan gigitan
serangga(Saripati Penyakit Kulit halaman 3).
Urtikaria adalah erupsi pada kulit yang berbatas tegas dan menimbul (bentol),
berwarnamerah, memutih bila ditekan, dan disertai rasa gatal. Urtikaria dapat
berlangsung secaraakut, kronik, atau berulang (klinik pediatric, 2009).
Urtikaria (biduran) merupakan suatu reaksi pada kulit yang timbul
mendadak (akut) karenapengeluaran histamin yang mengakibatkan pelebaran
pembuluh darah dan kebocoran daripembuluh darah. Secara imunologik, dari data
yang ada sejak tahun 1987, urtikariamerupakan salah satu manifestasi keluhan
alergi pada kulit yang paling sering dikemukakanoleh penderita, keadaan ini
juga didukung oleh penelitian ahli yang lain (Hodijah, 2009).
Urtikaria (gelagata) merupakan reaksi alergi hipersensitivitas tipe 1
pada kulit yangditandai oleh kemunculan mendadak lesi yang menonjol yang
edematous, berwarna merahmuda dengan ukuran serta bentuk yang bervariasi,
keluhan gatal dan menyebabkangangguan rasa nyaman yang setempat. Kelainan ini
dapat mengenai setiap bagian tubuh,termasuk membran mukosa (khususnya mulut),
laring (kadang-kadang dengan komplikasirespiratorius yang serius) dan traktus
gastrointestinal. Setiap urtikaria akan bertahan selamaperiode waktu tertentu
yang bervariasi dari beberapa menit hingga beberapa jam sebelummenghilang.
Selama berjam-jam atau berhari-hari, kumpulan lesi ini dapat timbul, hilangdan
kembali lagi secara episodik (Brunner dan Sudarth, 2002).
Urtikaria (kaligata) adalah suatu reaksi alergi yang ditandai oleh
bilur-bilur berwarnamerah dengan berbagai ukuran di permukaan kulit
(Medicastore, 2009).
Secara
umum, Urtikaria yang disebut juga Kaligata, Biduran,
atau Gelagata adalah suatureaksi alergi
pada kulit akibat pengeluaran histamin ditandai dengan kemunculan
mendadak lesi yang menonjol yang edematous, berwarna merah muda dengan
ukuran serta bentuk yang bervariasi, keluhan gatal dan menyebabkan
gangguan rasa nyaman yang setempat.Istilah lain yang digunakan untuk urtikaria
yaitu : Hives, nettle rash, biduran, kaligata,gelagata.
Gambar 1 : Urtikaria di berbagai
tempat
2. EPIDEMIOLOGI
Berdasarkan
angka kejadiannya, disebutkan bahwa sekitar 15-20% populasimengalami urtikaria
dalam masa hidupnya. Kemungkinan mengalami urtikaria, tidak ada perbedaan
ras dan umur (terbanyak pada kelompok umur 40-50 an). Hanya saja,pada urtikaria
kronis (berulang dan lama), lebih sering dialami pada wanita yaitu 60%(Anonim,
2009).
Urtikaria
dapat terjadi pada semua ras. Kedua jenis kelamin dapat terkena, tapi
lebihsering pada wanita usia pertengahan. Urtikaria kronik idiopatik terjadi 2
kali lebihsering pada wanita daripada laki-laki.Urtikaria akut lebih sering
terjadi pada anak-anak, sedangkan urtikaria kronik lebih sering terjadi pada
usia dewasa (AstaQauliyah, 2007).
Urtikaria sering dijumpai pada semua umur, orang
dewasa lebih banyak mengalamiurtikaria dibandingkan dengan usia muda. Umur
rata-rata penderita urtikaria ialah 35tahun, jarang dijumpai pada umur kurang
dari 10 tahun atau lebih dari 60 tahun.Urtikaria kronik cenderung dialami oleh
orang dewasa dan wanita memilikikemungkinan 2 kali lebih besar daripada
laki-laki (Hodijah, 2009).
Urtikaria
merupakan penyakit yang sering ditemukan, diperkirakan 3,2-12,8% daripopulasi
pernah mengalami urtikaria (klinik pediatric, 2009).
Urtikaria sering dijumpai pada semua umur, namun
orang dewasa lebih banyak mengalami urtikaria dibandingkan dengan usia
muda. SHELDON (1951),menyatakan bahwa umur rata-rata penderita urtikaria ialah
35 tahun, jarang dijumpaipada umur kurang dari 10 tahun atau lebih dari 60
tahun.Ditemukan 40% bentuk urtikaria saja, 49% bentuk urtikaria bersama
angioderma, dan11% bentuk angioederma saja. Lama serangan berlangung
bervariasi, ada yang lebih dari satu
tahun, bahkan ada yang lebih dari 20 tahun.Penderita atopi (alergi) lebih mudah
mengalami urtikaria dibandingkan dengan orangnormal. Tidak ada perbedaan
frekuensi dari faktor jenis kelamin baik laki-laki atauperempuan. Umur, ras,
jabatan/pekerjaan, letak geografis, dan perubahan musimdapat mempengaruhi
hipersensitivitas yang diperankan oleh IgE. Penisilin tercatatsebagai obat yang
sering menimbulkan urtikaria (Irga, 2009).
3. ETIOLOGI
Faktor
pencetus terjadinya urtikaria, antara lain: makanan tertentu, obat-obatan,
bahanhirupan (inhalan), infeksi, gigitan serangga, faktor fisik, faktor cuaca
(terutama dingin tapibisa juga panas berkeringat), faktor genetik, bahan-bahan
kontak (misalnya: arloji, ikatpinggang, karet sandal, karet celana dalam, dan
lain-lain) dan faktor psikis.
1.
Jenis
makanan yang dapat menyebabkan alergi misalnya : telur, ikan, kerang, coklat, jenis kacang tertentu,
tomat, tepung, terigu, daging sapi, udang, dan lain-lain. Zatpewarna, penyedap rasa atau bahan pengawet juga
dapat menimbulkan urtikaria.
2.
Jenis
obat-obatan yang dapat ,menimbulkan alergi biasanya penisilin, aspirin,bronide,
serum, vaksin, dan opium.
3.
Bahan-bahan
protein yang masuk melalui hidung seperti serbuk kembang, jamur,debu dari
burung, debu rumah, dan ketombe binatang.
4.
Faktor
lingkungan yang terpapar dengan debu rumah, jamur, serbuk sari bunga,pengaruh
cuaca yang terlalu dingin atau panas sinar matahari, tekanan atau air jugadapat
menimbulkan urtikaria.
5.
Pada
urtikaria yang berulang, faktor emosional perlu diperhatikan. Stress
emosionaldapat secara langsung dan tidak langsung menyebabkan seseorang
meningkatkemungkinan terjadi urtikaria.
6.
Penyakit
sistemik. Beberapa penyakit dan keganasan dapat menimbulkan urtikaria.Beberapa
penyakit sistemik yang sering disertai urtikaria antara lain
limfoma,hipertiroid, Lupus Eritematosus Sistemik, dll.
7.
Gigitan
serangga. Gigitan serangga dapat menimbulkan urtikaria setempat. Nyamuk,lebah
dan serangga lainnya menimbulkan urtikaria bentuk papul di sekitar
tempatgigitan, biasanya sembuh sendiri.
4. PATOFISIOLOGI
Urtikaria
timbul akibat masuknya antigen ke area kulit yang spesifik dan menimbulkan
reaksi setempat yang mirip reaksi anafilaksis. Histamin yang dilepaskan
setempat akan menimbulkan (1) vasodilatasi yang menyebabkan timbulnya red flare (kemerahan) dan (2)peningkatan permeabilitas
kapiler setempat sehingga dalam beberapa menit kemudian akanterjadi
pembengkakan setempat yang berbatas jelas (Guyton, 2008).
Urtikaria
terjadi karena vasodilatasi disertai permeabilitas kapiler yang meningkat,
sehinggaterjadi transudasi cairan yang mengakibatkan pengumpulan cairan lokal.
Sehingga secaraklinis tampak edema lokal disertai eritem. Vasodilatasi dan
peningkatan permeabilitaskapiler dapat terjadi akibat pelepasan mediator
misalnya histamine, kinin, serotonin, slowreacting substance of anafilacsis (SRSA) dan prostaglandin oleh sel mast dan atau
basofil (Asta Qauliyah, 2007).Sel mast merupakan sel yang berperan dalam
pelepasan mediator vasoaktif seperti histaminyaitu agen utama dalam urtikaria.
Mediator lain seperti leukotrin dan prostaglandin jugamempunyai kontribusi baik
dalam respon cepat maupun lambat dengan adanya kebocorancairan dalam jaringan
(Hodijah, 2009).
Urtikaria
terjadi karena vasodilatasi disertai permeabilitas kapiler yang meningkat,
sehinggaterjadi transudasi cairan yang mengakibatkan pengumpulan cairan
setempat. Sehinggasecara klinis tampak edema setempat disertai kemerahan.
Vasodilatasi dan peningkatanpermeabilitas kapiler dapat terjadi akibat
pelepasan mediator-mediator, misalnya histamin,kinin, serotonin, slow reacting
substance of anaphylaxis (SRSA), dan prostaglandin oleh selmast dan atau
basofil. Selain itu terjadi inhibisiproteinase oleh enzim proeolotik, misalnya
kalikrin, tripsin, plasmin, dan hemotripsin di dalam sel mast. Baik faktor
imunologik,maupun nonimunologik mampu merangsang sel mast atau basofil untuk
melepaskanmediator tersebut. Pada yang nonimunologik mungkin sekali siklik AMP
(adenosin monophosphate) memegang peranan penting pada pelepasan mediator.
Beberapa bahan kimiaseperti golongan amin dan derivat amidin, obat-obatan
seperti morfin, kodein, polimiksin,dan beberapa antibiotik berperan pada
keadaan ini. Bahan kolinergik, misalnya asetilkolin,dilepaskan oleh saraf
kolinergik kulit yang mekanismenya belum diketahui, langsung dapat mempengaruhi sel mast untuk
melepaskan mediator. Faktor fisik, misalnya panas, dingin,trauma tumpul, sinar
X, dan pemijatan, dapat langsung merangsang sel mast. Beberapakeadaan, misalnya
demam, panas, emosi, dan alkohol dapat merangsang langsung padapembuluh darah
kapiler sehingga terjadi vasodilatasi dan peningkatan permeabilitas.
Faktorimunologik lebih berperan pada urtikaria yang akut daripada yang kronik
dimana biasanya IgE terikat pada permukaan sel mast dan atau sel basofil karena
adanya reseptor Fc, bilaada antigen yang sesuai berikatan dengan Ig. E, maka
terjadi degranulasi sel, sehinggamampu melepaskan mediator. Keadaan ini jelas
tampak pada reaksi tipe I (anafilaksis),misalnya alergi obat dan makanan.
Komplemen juga ikut berperan, aktivasi komplemensecara klasik maupun secara
alternatif menyebabkan pelepasan anafilatoksin (C3aC5a) yangmampu merangsang
sel mast dan basofil, misalnya tampak akibat venom atau toksin bakteri.Ikatan
dengan komplemen juga terjadi pada urtikaria akibat reaksi sitotoksik dan
kompleksimun, pada keadaan ini juga dilepaskan zat anafilatoksin. Urtikaria
akibat kontak dapat jugaterjadi misalnya setelah pemakaian bahan penangkis
serangga, bahan kosmetik, dansefalosporin. Kekurangan C1 esterase inhibitor
secara genetik menyebabkan edemaangioneurotik yang herediter (Irga, 2009).
5. KLASIFIKASI
Berdasarkan lamanya, biduran
(urtikaria) dibedakan menjadi urtikaria akut dan kronik. Urtikaria akut, bila
kelainan kulit terjadi selama 6 minggu atau berlangsung selama 4 minggu namun
timbul setiap hari. Sekitar 20%-30% pasien dengan urtikaria akut berkembang
menjadi kronis. Sedangkan urtikaria kronik terjadi lebih dari 6 minggu lamanya.
Berdasarkan morfologinya, maka
urtikaria dibedakan menjadi urtikaria papular, gutata (sebesar ukuran tetesan
air), dan girata (ukuran besar-besar).
Berdasarkan dalam dan luasnya
urtikaria, maka urtikaria dibedakan menjadi urtikaria lokal, generalisata dan
angioedema. Dan berdasarkan penyebabnya maka urtikaria dibedakan menjadi
urtikaria imunologik, non-imunologik dan idiopatik.
1. URTIKARIA AKUT
Urtikaria
akut hanya berlansung selama beberapa jam atau beberapa hari. yangsering
terjadi penyebabnya adalah:
a.
adanya
kontak dengan tumbuhan (misalnya jelatang), bulubinatang/makanan
b. akibat pencernaan makanan, terutama
kacang-kacangan, kerangan-kerangandan strowberi.
c. akibat memakan obat misalnya
aspirin dan penisilin.
2. URTIKARIA KRONIS
Biasanya
berlangsung beberapa minggu, beberapa bulan, atau beberapa tahun. padabentuk
urtikaria ini jarang didapatkan adanya faktor penyebab tunggal.
3. URTIKARIA PIGMENTOSA
Yaitu suatu
erupsi pada kulit berupa hiperpigmentasi yang berlangsung
sementara,kadang-kadang disertai pembengkakan dan rasa gatal.
4. URTIKARIA SISTEMIK ( PRURIGO
SISTEMIK )
Adalah
suatu bentuk prurigo yang sering kali terjadi pada bayi kelainan khas
berupaurtikaria popular yaitu urtikaria yang berbentuk popular-popular yang
berwarnakemerahan
Berdasarkan
penyebabnya, urtikaria dapat dibedakan menjadi:
1. Heat
rash yaitu urtikaria yang disebabkan panas.
2.
Urtikaria idiopatik yaitu urtikaria yang belum jelas penyebabnya atau sulit
dideteksi.
3. Cold
urtikaria adalah urtikaria yang disebabkan oleh rangsangan dingin.
4. Pressure
urtikaria yaitu urtikaria yang disebabkan rangsangan tekanan
.5. Contact
urtikaria yaitu urtikaria yang disebabkan oleh alergi.
6.
Aquagenic urtikaria yaitu urtikaria yang disebabkan oleh rangsangan air.
7. Solar
urtikaria yaitu urtikaria yang disebabkan sengatan sinar matahari.
8.
Vaskulitik urtikaria.
9.
Cholirgenic urtikaria yaitu urtikaria yang disebabkan panas, latihan berat dan
stress.
6. GEJALA KLINIS
Gejala atau tanda-tanda urtikaria mudah dikenali,
yakni bentol atau bercak meninggipada kulit, tampak eritema (kemerahan) dan
edema (bengkak) setempat berbatas tegas,kadang-kadang bagian tengah tampak
lebih pucat. Urtika biasa terjadi dalamberkelompok. Satu urtika sendiri dapat
bertahan dari empat sampai 36 jam. Bila satu urtika menghilang, urtika lain
dapat muncul kembali. Keluhan utama biasanya gatal,rasa terbakar, atau
tertusuk.Penampakan urtikaria beragam, mulai yang ringan berupa bentol merah
dan gatalhingga yang agak heboh yakni bengkak pada kelopak mata (bisa satu mata
ataukeduanya), bibir membengkak , daun telinga menebal dan adakalanya disertai
perutmulas serta rasa demam.
Gejala mungkin tidak terjadi setiap saat. Untuk
beberapaorang, kondisi tertentu seperti panas, dingin atau stress akan
menyebabkan perburukangejala.
7. PEMERIKSAAN FISIK
Inspeksi :
kulit tampak kemerahan, terdapat batas pinggir yang jelas (timbul secara
tiba-tiba,memudar bila disentuh, jika digaruk akan timbul bilur-bilur yang
baru), tampak adanyaedema dan pembengkakan.
Palpasi :
terasa adanya edema dan pembengkakan serta adanya nyeri tekan.
8. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIC/
PENUNJANG
Beberapa pemeriksaan penunjang
diperlukan untuk membuktikan penyebab urtikaria :
- Pemeriksaan darah, air seni dan tinja rutin untuk menilai ada tidaknya infeksi yang tersembunyi atau kelainan pada organ dalam
- Pemeriksaan imunologis seperti pemeriksaan kadar IgE, eosinofil dan komplemen.
- Test kulit, walaupun terbatas kegunaannya dapat dipergunakan untuk membantu diagnosis. Uji gores dan uji tusuk dapat dipergunakan untuk mencari alergen.
- Tes eliminasi makanan dengan cara menghentikan semua makanan yang dicurigai untuk beberapa waktu, lalu mencobanya kembali satu per satu
9. PENANGANAN
Penanganan biduran, yang paling
ideal adalah menghindari penyebab atau faktor pencetus agar tidak terjadi atau
meminimalisir terjadinya biduran. Cara menemukan faktor pencetus adalah dengan
mencatat obat, makanan atau bahan yang ketika di konsumsi atau di gunakan
menyebabkan timbulnya biduran.
Usahakan jangan digaruk. Karena
jika digaruk maka maka bahan aktif histamin akan makin banyak keluar dan yang
terjadi justru bagian yang digaruk semakin gatal.
Namun jika telah terjadi biduran,
maka dokter akan memberikan pengobatan dengan :
- Anti histamine (sangat bermanfaat) karena dapat mengontrol gejala bagi sebagian besar kasus, namun tidak dapat menghilangkan penyebabnya
- Kortikosteroid akan diberikan bila pengobatan dengan anti histamin saja tidak cukup, obat ini dapat mengurangi bengkak, kemerahan dan gatal, namun hanya diminum dalam jangka waktu sebentar saja karena mempunyai efek samping yang cukup serius.
- Pengobatan lokal berupa bedak atau lotion yang mengandung menthol
- Pada kasus biduran yang berat dan angioedema dapat diberikan suntikan adrenalin (epinephrine)
10. KOMPLIKASI
Lesi-lesi
urtikaria bisa sembuh tanpa komplikasi. Namun pasien dengan gatal yang
hebatbisa menyebabkan purpura dan excoriasi yang bisa menjadi infeksi sekunder.
Penggunaanantihistamin bisa menyebabkan somnolens dan bibir kering. Pasien
dengan keadaan penyakityang berat bisa mempengaruhi kualitas hidup (Asta
Qauliyah, 2007).
11. PROGNOSIS
Pada
umumnya prognosis urtikaria adalah baik, dapat sembuh spontan atau dengan obat.
Tetapikarena urtikaria merupakan bentuk kutan anafilaksis sistemik, dapat saja
terjadi obstruksi jalan nafas karena adanya edema laring atau jaringan
sekitarnya, atau anafilaksis sistemik yang dapat mengancam jiwa.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
Untuk menetapkan bahan alergen penyebab urtikaria kontak alergik diperlukan
anamnesis yang teliti, riwayat penyakit yang lengkap, pemeriksaan fisik dan uji
tempel.
Anamnesis ditujukan selain untuk menegakkan diagnosis juga untuk mencari kausanya. Karena hal ini penting dalam menentukan terapi dan tindak lanjutnya, yaitu mencegah kekambuhan. Diperlukan kesabaran, ketelitian, pengertian dan kerjasama yang baik dengan pasien. Pada anamnesis perlu juga ditanyakan riwayat atopi, perjalanan penyakit, pekerjaan, hobi, riwayat kontaktan dan pengobatan yang pernah diberikan oleh dokter maupun dilakukan sendiri, obyek personal meliputi pertanyaan tentang pakaian baru, sepatu lama, kosmetika, kaca mata, dan jam tangan serta kondisi lain yaitu riwayat medis umum dan mungkin faktor psikologik.
Anamnesis ditujukan selain untuk menegakkan diagnosis juga untuk mencari kausanya. Karena hal ini penting dalam menentukan terapi dan tindak lanjutnya, yaitu mencegah kekambuhan. Diperlukan kesabaran, ketelitian, pengertian dan kerjasama yang baik dengan pasien. Pada anamnesis perlu juga ditanyakan riwayat atopi, perjalanan penyakit, pekerjaan, hobi, riwayat kontaktan dan pengobatan yang pernah diberikan oleh dokter maupun dilakukan sendiri, obyek personal meliputi pertanyaan tentang pakaian baru, sepatu lama, kosmetika, kaca mata, dan jam tangan serta kondisi lain yaitu riwayat medis umum dan mungkin faktor psikologik.
Pemeriksaan fisik didapatkan, biasanya klien mengeluh gatal, rasa terbakar,
atau tertusuk. Klien tampak eritema dan edema setempat berbatas tegas,
kadang-kadang bagian tengah tampak lebih pucat. Bentuknya dapat papular seperti
pada urtikaria akibat sengatan serangga, besarnya dapat lentikular, numular,
sampai plakat. Kriteria diagnosis urtikaria alergik adalah :
·
Adanya riwayat kontak dengan suatu bahan satu kali tetapi lama, beberapa
kali atau satu kali tetapi sebelumnya pernah atau sering kontak dengan bahan
serupa.
·
Terdapat tanda-tanda urtikaria terutama pada tempat kontak.
·
Terdapat tanda-tanda urtikaria disekitar tempat kontak dan lain tempat yang
serupa dengan tempat kontak tetapi lebih ringan serta timbulnya lebih lambat,
yang tumbuhnya setelah pada tempat kontak.
·
Rasa gatal
·
Uji tempel dengan bahan yang dicurigai hasilnya positif.
1. Identitas Pasien.
2.
Keluhan Utama.
Biasanya pasien mengeluh gatal, rambut rontok.
3.
Riwayat Kesehatan.
a. Riwayat Penyakit Sekarang
:
Tanyakan sejak kapan pasien merasakan keluhan seperti
yang ada pada keluhan utama dan tindakan apa saja yang dilakukan pasien untuk
menanggulanginya.
b. Riwayat Penyakit
Dahulu :
Apakah pasien dulu pernah menderita penyakit seperti ini
atau penyakit kulit lainnya.
c. Riwayat Penyakit
Keluarga :
Apakah ada keluarga yang pernah menderita penyakit
seperti ini atau penyakit kulit lainnya.
d. Riwayat
Psikososial :
Apakah pasien merasakan kecemasan yang berlebihan. Apakah
sedang mengalami stress yang berkepanjangan.
e. Riwayat Pemakaian
Obat :
Apakah pasien pernah menggunakan obat-obatan yang dipakai
pada kulit, atau pernahkah pasien tidak tahan (alergi) terhadap sesuatu obat.
f. Pemeriksaan fisik
KU : lemah
TTV : suhu naik atau turun.
Kepala :
Bila kulit kepala sudah terkena dapat terjadi alopesia.
Mulut :
Dapat juga mengenai membrane mukosa terutama yang
disebabkan oleh obat.
Abdomen :
Adanya limfadenopati dan hepatomegali.
Ekstremitas :
Perubahan kuku dan kuku dapat lepas.
Kulit :
Kulit periorbital mengalami inflamasi dan edema sehingga terjadi ekstropion
pada keadaan kronis dapat terjadi gangguan pigmentasi. Adanya eritema ,
pengelupasan kulit, sisik halus dan skuama.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan yang umumnya muncul pada klien penderita kelainan
kulit seperti Urtikaria adalah sebagai berikut :
1. Potensial
terjadinya infeksi berhubungan dengan adanya luka akibat gangguan integritas
2. Resiko kerusakan
kulit berhubungan dengan terpapar alergen
3. Perubahan rasa
nyaman berhubungan dengan pruritus
4. Gangguan pola
tidur berhubungan dengan pruritus
5. Gangguan citra
tubuh berhubungan dengan penampakan kulit yang tidak bagus.
6. Kurang pengetahuan
tentang program terapi berhubungan dengan inadekuat informasi
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
No
|
Diagnosa Keperawatan
|
Perencanaan
|
||
Tujuan/Kriteria Hasil
|
Intervensi
|
Rasional
|
||
1
|
Potensial terjadinya infeksi
b.d. adanya luka akibat gangguan integritas
|
Tujuan :
Tidak terjadi infeksi
Kriteria hasil :
Hasil pengukuran tanda
vital dalam batas normal.
- RR :12-24 x/menit
- N : 70-82 x/menit
- T : 36-37 OC
- TD : 120/85 mmHg
Tidak ditemukan
tanda-tanda infeksi (kalor,dolor, rubor, tumor, infusiolesa)
Hasil pemeriksaan laboratorium dalam batas normal
Leuksosit darah : 4.400 – 11.300/mm3
|
1. 1) Lakukan tekni aseptic dan antiseptic dalam
melakukan tindakan pada pasien
2.
2)Ukur tanda vital tiap 4-6 jam
3) Observasi adanya tanda-tanda infeksi
4.
4)Kolaborasi dengan ahli gizi untuk pemberian diet
TKTP
5 5) Libatkan peran serta keluarga dalam memberikan bantuan pada klien.
6) Jaga lingkungan klien agar tetap bersih.
|
11)Dengan teknik septik dan
aseptik dapat mengirangi dan mencegah kontaminasi kuman.
2) Suhu yang meningkat adalah
imdikasi terjadinya proses infeksi.
3)Deteksi dini terhadap
tanda-tanda infeksi
4) Untuk menghindari alergen
dari makanan.
5) Memandirikan keluarga
66)Menghindari alergen yang
dapat meningkatkan urtikaria.
|
2
|
Resiko kerusakan kulit b.d.
terpapar alergen
|
Tujuan :
Tidak terjadi kerusakan pada kulit klien Kriteria hasil : Klien akan mempertahankan integritas kulit, ditandai dengan menghindari alergen |
1)Ajari klien menghindari atau menurunkan paparan terhadap alergen yang
telah diketahui.
2)Baca label makanan kaleng agar terhindar dari bahan makan yang mengandung
alergen
3)Hindari binatang peliharaan.
44)Gunakan penyejuk ruangan
(AC) di rumah atau di tempat kerja, bila memungkinkan.
|
11)Menghindari alergen akan
menurunkan respon alergi.
2)Menghindari dari bahan
makanan yang mengandung alergen.
3) Binatang sebaiknya hindari memelihara binatang atau batasi keberadaan
binatang di sekitar area rumah.
4)AC membantu menurunkan paparan terhadap beberapa
alergen yang ada di lingkungan.
|
3
|
Perubahan rasa nyaman b.d.
pruritus
|
Tujuan :
Rasa nyaman klien terpenuhi Kriteria hasil : Klien menunjukkan berkurangnya pruritus, ditandai dengan berkurangnya lecet akibat garukan, klien tidur nyenyak tanpa terganggu rasa gatal, klien mengungkapkan adanya peningkatan rasa nyaman |
1.
1)Jelaskan gejala gatal
berhubungan dengan penyebabnya (misal keringnya kulit) dan prinsip terapinya
(misal hidrasi) dan siklus gatal-garuk-gatal-garuk.
2)Cuci semua pakaian sebelum
digunakan untuk menghilangkan formaldehid dan bahan kimia lain serta hindari
menggunakan pelembut pakaian buatan pabrik.
2.
3.
3)Gunakan deterjen ringan dan
bilas pakaian untuk memastikan sudah tidak ada sabun yang tertinggal.
4.
4. 4)Jaga kebersihan kulit pasien
5. 5) Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat pengurang rasa gatal
|
11)Dengan mengetahui proses
fisiologis dan psikologis dan prinsip gatal serta penangannya akan
meningkatkan rasa kooperatif.
2)Pruritus sering
disebabkan oleh dampak iritan atau allergen dari bahan kimia atau komponen
pelembut pakaian.
33) Bahan yang tertinggal (deterjen) pada pencucian pakaian dapat menyebabkan
iritasi.
4)Mengurangi penyebab gatal karena terpapar alergen.
5)Mengurangi rasa gatal.
|
4
|
Gangguan pola tidur b.d. pruritus
|
Tujuan :
Klien bisa beristirahat tanpa adanya pruritus. Kriteria Hasil : 1.Mencapai tidur yang nyenyak. 2.Melaporkan gatal mereda. 3.Mempertahankan kondisi lingkungan yang tepat. 4.Menghindari konsumsi kafein. 5.Mengenali tindakan untuk meningkatkan tidur. 6.Mengenali pola istirahat/tidur yang memuaskan. |
1. 1)Mengerjakan hal ritual
menjelang tidur.
2. 2)Menjaga agar kulit selalu
lembab.
3. 3) Menghindari minuman yang mengandung kafein menjelang tidur.
5.
4)Melaksanakan gerak badan
secara teratur.
5. 5) Nasihati klien untuk menjaga kamar tidur agar tetap memiliki ventilasi
dan kelembaban yang baik.
|
11)Udara yang kering membuat
kulit terasa gatal, lingkungan yang nyaman meningkatkan relaksasi.
2)Tindakan ini mencegah kehilangan air, kulit yang kering dan gatal
biasanya tidak dapat disembuhkan tetapi bisa dikendalikan.
3) Kafein memiliki efek puncak 2-4 jam setelah dikonsumsi.
44)Memberikan efek
menguntungkan bila dilaksanakan di sore hari.
55)Memudahkan peralihan dari
keadaan terjaga ke keadaan tertidur.
|
5
|
Gangguan citra tubuh b.d. penampakan
kulit yang tidak bagus
|
Tujuan :
Pengembangan peningkatan penerimaan diri pada klien tercapai Kriteria Hasil : 1.Mengembangkan peningkatan kemauan untuk menerima keadaan diri. 2.Mengikuti dan turut berpartisipasi dalam tindakan perawatan diri. 3.Melaporkan perasaan dalam pengendalian situasi. 4.Menguatkan kembali dukungan positif dari diri sendiri. 5.Mengutarakan perhatian terhadap diri sendiri yang lebih sehat. 6.Tampak tidak meprihatinkan kondisi. 7.Menggunakan teknik penyembunyian kekurangan dan menekankan teknik untuk meningkatkan penampilan |
1. 1)Kaji adanya gangguan citra diri (menghindari kontak mata,ucapan
merendahkan diri sendiri).
2. 2) Identifikasi stadium psikososial terhadap perkembangan.
3. 3) Berikan kesempatan pengungkapan perasaan.
4. 4) Nilai rasa keprihatinan dan ketakutan klien, bantu klien yang cemas
mengembangkan kemampuan untuk menilai diri dan mengenali masalahnya.
5)Dukung upaya klien untuk memperbaiki citra diri , spt merias, merapikan.
6. 6) Mendorong sosialisasi dengan orang lain.
|
11)Gangguan citra
diri akan menyertai setiap penyakit/keadaan yang tampak nyata bagi klien,
kesan orang terhadap dirinya berpengaruh terhadap konsep diri.
2)Terdapat hubungan antara stadium perkembangan, citra
diri dan reaksi serta pemahaman klien terhadap kondisi kulitnya.
3)Klien membutuhkan pengalaman didengarkan dan dipaham
i.
4) Memberikan kesempatan pada
petugas untuk menetralkan kecemasan yang tidak perlu terjadi dan
memulihkan realitas situasi, ketakutan merusak adaptasi klien .
5)Membantu meningkatkan penerimaan diri dan sosialisasi.
6)Membantu meningkatkan penerimaan diri dan sosialisasi.
|
6
|
Kurang pengetahuan tentang
program terapi b.d. inadekuat informasi
|
Tujuan :
Terapi dapat dipahami dan dijalankan Kriteria Hasil : 1.Memiliki pemahaman terhadap perawatan kulit. 2.Mengikuti terapi dan dapat menjelaskan alasan terapi. 3.Melaksanakan mandi, pembersihan dan balutan basah sesuai program. 4.Menggunakan obat topikal dengan tepat. 5.Memahami pentingnya nutrisi untuk kesehatan kulit. |
1. 1)Kaji apakah klien memahami dan mengerti tentang penyakitnya.
2. 2) Jaga agar klien mendapatkan informasi yang benar, memperbaiki kesalahan
konsepsi/informasi.
3. 3) Peragakan penerapan terapi seperti, mandi dan penggunaan obat-obatan
lainnya.
4. 4)Nasihati klien agar selalu
menjaga hygiene pribadi juga lingkungan..
|
1.dapat
meningkatkan kerja sama pasienmengenai program pengobatan dan mendapatkan
penyembuhan yang optimal.
2. Menurukan
resiko terjadinya troma.
3.
Mengurangi rasa gatal pada kulit,
4.
Menimbulkan rasa percaya diri dan meningkatkan pola hidup sehat bagi klien
dan lingkungannya.
|
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Penyakit urtikaria
merupakan penyakit yang terdapat ada kulit dapat beupa bentol-bentol atau
penonjolan pada kulit. Uritikaria ini dapat disebabkan oleh gigitan
serangga,ataupun karena Faktor alergi.
Faktor pencetus terjadinya urtikaria, antara lain:
makanan tertentu, obat-obatan, bahanhirupan (inhalan), infeksi, gigitan
serangga, faktor fisik, faktor cuaca (terutama dingin tapibisa juga panas
berkeringat), faktor genetik, bahan-bahan kontak (misalnya: arloji,
ikatpinggang, karet sandal, karet celana dalam, dan lain-lain) dan faktor
psikis.
Lesi-lesi urtikaria bisa sembuh tanpa komplikasi.
Namun pasien dengan gatal yang hebatbisa menyebabkan purpura dan excoriasi yang
bisa menjadi infeksi sekunder. Penggunaanantihistamin bisa menyebabkan
somnolens dan bibir kering.
B. SARAN
Setelah mengetahui, mempelajari
pembahasan diatas, saran kami yaitu kita dapat mejaga diri kita agar setidaknya
dapat menghindari penyebab-penyebab terjadinya urtikaria, agar kita dapat
menjauhkan diri kita dari terjangkitnya berbagai prnyakit yang dapat menyarang
kita.
No comments:
Post a Comment