Teks jalan

WELCOME TO ASKEP PERAWAT DAN BIDAN. By : SANNI PEBRIANSYAH

iklan adsensecamp

Thursday, October 8, 2015

Asuhan Keperawatan DIARE

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1  Latar belakang
Penyakit diare sering disebut dengan Gastroenteritis, yang masih merupakan masalah  masyarakat indonesia. Dan diare merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada anak di negara berkembang.
Gastroenteritis atau diare diartikan sebagai buang air besar yang tidak normal atau bentuk tinja yang encer dengan frekwensi yang lebih banyak dari biasanya (Mansjoer Arief dkk, 1999)
Diperkirakan angka kesakitan berkisar antara 150-430 per seribu penduduk setahunnya. Dengan uapaya yang sekaranag telah dilaksanakan, angka kematian di RS dapat ditekan menjadi kurang dari 3%. Dengan demikian di Indonesia diperkirakan ditemukan penderita diare sekitar 60 juta kejadian setiap tahunnya. Sebagian besar antara 70-80% dari penderita adalah anak dibawah umur 5 tahun (kurang lebih 40 juta kejadian). Sebagian dari penderita (1-2%) akan jatuh kedalam dehidrasi dan apabila tidak segera ditanggulangi dengan benar akan berakibat buruk. Untuk itu saya tertarik membuat Asuhan Keperawatan Kepada Ny.’’S’’ umur 23 tahun dengan Gastroenteritis di Balai Pengobatan “AS SYIFA”  Desa Waru Kulon Pucuk Lamongan.
1.2  Tujuan
1.2.1  Tujuan Umum
Menetapkan dan mengembangkan pola pikir secara ilmiah kedalam proses asuhan Keperawatan nyata serta mendapatkan pengalaman dalam memecahkan masalah pada Ny.”S” dengan Gastroenteritis atau diare.
1.2.2  Tujuan khusus
1)      Untuk mengetahui gambaran tentang kasus Gastroenteritis yang dialami oleh pasien Ny.”S”.
      2)      Untuk mengetahui alternatif pengobatan pada pasien dengan Gastroenteritis.
1.3  Metode pembahasan
            1.3.1  Metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan kasus nyata pada klien dengan Gastroenteritis di Balai Pengobatan “ AS SYIFA “ Desa Warukulon Pucuk Lamongan.
1.3.2  cara mendapatkan data :
      1)      Wawancara langsung dengan pasien atau keluarga pasien
      2)       Melakukan pengamatan langsung dan pemeriksaan fiisik
1.3.3  Studi Kepustakaan
Yaitu dengan mempelajari buku-buku sumber yang berhubungan dengan kasus yang dialami.
1.4  Sistematika Penulisan
BAB 1 : Pendahuluan
BAB 2 : Tinjauan Pustaka
BAB 3 : Tinjauan Kasus
BAB 4 : Penutupsss
DAFTAR PUSTAKA
  
Daftar isi
Kata pengantar................................................................................................................................... i
Daftar isi............................................................................................................................................ ii
BAB 1
PENDAHULUAN
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
BAB 3
TINJAUAN KASUS
3.1    PENGKAJIAN
3.2  ANALISA DATA
3.3   DIAGNOSA KEPERAWATAN
3.4  INTERVENSI
3.5  IMPLEMENTASI  KEPERAWATAN
3.6  EVALUASI KEPERAWATAN
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Kritik dan Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian
Gastroenteritis atau diare diartikan sebagai buang air besar yang tidak normal atau bentuk tinja yang encer dengan frekwensi yang lebih banyak dari biasanya (Mansjoer Arief dkk, 1999)
Gastroenteritis adalah inflamasi pada daerah lambung dan intestinal yang disebabkan oleh bakteri yang bermacam-macam, virus dan parasit yang patogen (Whaley dan wang’s, 1995)
2.2 Etiologi
Penyebab diare dapat dibagi dalam beberapa faktor yaitu :
a) Faktor infeksi
Infeksi internal adalah infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan penyebab utama diare meliputi :
      1)      Infeksi Bakteri : vibrio E.coli Salmonella, Shigella, Campyio bacter, Aeromonas
      2)      Infeksi virus : Enteriviru ( virus echo, coxsacle, poliomyelitis ), Adenovirus, Astrovirus, dll
      3)      Infeksi parasit : Cacing (ascaris, trichuris, oxyguris) Protozoa (entamoeba histoticia, trimonas hominis), Jamur (candida albacus)
Infeksi parental adalah infeksi diluar alat pencernaan makanan seperti otitis media akut (OMA), Bronco pneumonia, dan sebagainya.
b) Faktor Malabsorbsi
1)      Malabsorbsi karbohidrat
      2)      Malabsorbsi Lema
c) Faktor Makanan
Makanan yang tidak bersih, basi, beracun dan alergi terhadap makanan.
2.3 Patogenesis
Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare.
      1)      Gangguan asmotik
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan mengakibatkan tekanan asmotik dalam rongga usus meninggi, sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkan sehingga timbul diare.
      2)      Gangguan sekresi
Akibat adanya rangsangan toksin pada dinding uterus sehingga akan terjadi peningkatan sekresi, air dan elektrolit kedalam rongga usus dan selanjutnya timbul diare karena terdapat peningkatan isi rongga usus.
      3)      Gangguan motilitas usus
Hiperistaltik akan menyebabkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare. Bila peristaltik menurun akan menyebabkan bakteri tumbuh berlebihan, sehingga timbul diare juga.
2.4 Penggolongan Diare
2.4.1 Diare Akut
Adalah diare yang awalnya mendadak dan berlangsung singkat dalam beberapa jam sampai 7 atau 14 hari.
      a)      Penularan
1) Transmisi orang keorang melalui aerosolisasi
2) Tangan yang terkontaminasi (clostridium diffale)
      b)       Penyebab
1) Faktor penyebab yang mempengaruhi adalah penetrasi yang merusak sel mukosa
2) Faktor penjamu adalah kemampuan pertahanan tubuh terhadap mikroorganisme
      c)      Manifestasi klinis
Pasien sering mengalami muntah, nyeri perut akibat diare akibat infeksi dan menyebabkan pasien merasa haus, lidah kering, turgor kulit menurun karena kekurangan cairan.
2.4.2 Diare Kronik
Adalah diare yang berlangsung lebih dari 3 minggu bagi orang dewasa dan 2 minggu bagi bayi dan anak.
2.5 Patofisiologi
Dipengaruhi dua hal pokok yaitu konsistensi feses dan motilitas usus gangguan proses mekanik dan enzimatik disertai gangguan mukosa akan mempengaruhi pertukaran air dan elektrolit sehingga mempengaruhi konsistensi feses yang terbentuk.
2.6 Komplikasi
Akibat diare karena kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak dapat terjadi berbagai komplikasi sebagai berikut :
a) Dehidrasi
b) Renjatan hipofolomi
c) Hipokalemi
d) Hipoglikemi
e) Kejang, terjadi pada dehidrasi hipertonik
f) Malnutrisi energi protein (akibat muntah dan diare jika lama atau kronik)
2.7 Pengobatan
Prinsip pengobatan diare adalah menggantikan cairan yang hilang melalui tinja dengan atau tanpa muntah, dengan cairan yang mengandung elektrolit dan glukosa atau karbohidrat lain (gula,air tajin, tepung beras dan sebagainya).
1) Obat anti sekres
a) Asetosal, dosis 25 mg/th,dengan dosis minimum 30 mg
b) Klorpromazin, dosis 0,5-1 mg/kg BB/hr
2) Obat spasmolitik
Seperti papaverin, ekstrak beladona, opinum loperamid, tidak untuk mengatasi diare akut lagi.
3) Antibiotik
Tidak diberikan bila tidak ada penyebab yang jelas, bula penyebab kolera, diberikan tetrasiklin 25-50 mg/kg BB/hr. Juga diberikan bila terdapat penyakipenyerta seperti : OMA, faringitis, bronkitis, atau bronkopneumonia ( Ngastiyah, 1997 : 149)
            2.8 Penatalaksanaan 
2.8.1 Medik
Dasar pengobatan diare adalah pemberian cairan, dietetik (cara pemberian makanan) dan obat-obatan.
Pemberian cairan
Pemberian cairan pada pasien diare dengan mempertahankan derajat dehidrasi dan keadaan umum.
1) Cairan per oral
Pada pasien dengan dehidrasi ringan dan sedang cairan diberikan per oral beberapa cairan yang berisikan NaCL,NaHCO3,KCL dan Glukosa. Untuk diare akut dan kolera pada anak diatas umur 6 bulan dengan dehidrasi ringan/sedang, kadar Natrium 50-60 mEg/1 formula lengkap sering disebut oralit. Sebagai pengobatan sementara yang dibuat sendiri (formula tidak lengkap) hanya air gula dan garam (NaCL dan sukrosa) atau air tajin yang diberi garam dan gula.
2) Cairan parental
Pada umumnya digunakan cairan Ringel laktat (RL) yang pemberiannya bergantung pada berat ringannya dehidrasi, yang diperhitungkan dengan kehilangan cairan sesuai umur dan berat badannya (Ngastiyah, 1997 : 146)
 

BAB 3

TINJAUAN KASUS

3.1    PENGKAJIAN

MRS                                                                                           Jam    :
No Ruangan             :
Pengkajian tanggal   :                                                                   Jam    :
      A.Identitas Pasien
Nama pasien                    : Tn.” S “
                               Jenis kelamin                   : Laki - Laki
                               Umur                               : 23 Tahun   
                               Alamat                             : Ogan Lima, Lampung Utara
                               Agama                             : islam
                               Pekerjaa                           : Swasta
                               Suku bangsa                    : Lampung

                               Diagnosa medic : Gastroenteritis
 
                               Yang bertanggung jawab
                               Nama                               : Tn. “ S “
                               Pekerjaan                         : PNS
                               Alamat                             : Lampung Utara
                               Agama                             : Islam
                               Pendidikan                      : SMA
 
                               Hub. Dengan pasien : Ayah
B. Riwayat Kesehatan
 
I. Keluhan Utama
                                 Saat MRS                     : Demam, diare, disertai muntah
                                 Saat pengkajian             : Klien mengatakan bahwa badannya terasa lemas, demam, disertai muntah.
 
II. Riwayat Penyakit Sekarang
Ibu mengatakatan badannya panas 2 hari yang lalu, BAB 5x/hari warna kuning kehijauan bercampur lendir, dan disertai dengan muntah 2x/hari, lalu dibawa ke Balai Pengobatan AS SYIFA Desa Waru Kulon Pucuk Lamongan.
 
III. Riwayat Penyakit Dahulu
           Ibu mengatakan bahwa dahulu pernah sakit Diare 8x/hari tiap 1-2 jam sekali warna kuning, disertai muntah, badan panas dan tidak mau makan.
 
IV. Riwayat Penyakit Keluarga
         Ibu mengatakan dalam anggota keluarga ada yang perna mengalami sakit diare seperti yang di alami klien.
 
V. Riwayat Sosial
       Ibu mengatakan bahwa tinggal di lingkungan yang berdebu dan padat penduduknya dan ingin sekali cepat sembuh dan pulang kerumah.
C. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum                 : klien lemah, panas, muntah dan diare
Kesadaran                          : composmentis
TTV                                   : Tensi 80/50 mmHg, Nadi 112x/mnt, suhu 390 C,RR 22x/mnt
   Pemeriksaan Head to toe
                         a.           Kepala  : Bentuk kepala bulat, warna rambut hitam, tidak ada benjolan,kulit kepala bersih.
                         b.           Mata            : Simetris, tidak ada sekret, konjungtiva merah muda, sklera putih, mata cowong.
                         c.           Mulut          :       Mukosa bibir kering, tidak ada stomatitis, lidah bersih.
                         d.          Hidung        : Simetris, tidak ada sekret, tidak ada pernafasan cuping hidung, tidak ada polip.
                         e.           Telinga        : Simetris, tidak ada benjolan, lubang telinga bersih, tidak ad serumen.
                         f.            Leher           : Tidak ada pembesaran kenjar tyroid, limphe, tidak ada bendungan vena jugularis, tidak ada kaku kuduk.
      g.      Dada
                        Inspeksi                    : dada simetris, bentuk bulat datar, pergerakan dinding dada simetris, tidak ada retraksi otot bantu pernapasan.
                        Palpasi                      : Tidak ada benjolan mencurigakan
Perkusi                     : paru-paru sonor, jantung dullnes
                        Auskultasi  : Irama nafas teratur, suara nafas vesikuler, tidak ada suara nafas tambahan.
      h.      Perut
Inspeksi  : simetris
Auskultasi  : Peristaltik meningkat 40x/mnt
Palpasi    : Turgor kulit tidak langsung kembali dalam 1 detik
Perkusi       : Hipertimpan,perut kembung
i.                                                            Punggung  : Tidak ada kelainan tulang belakang (kyfosis, lordosis, skoliosis) tidak ada nyeri gerak.
j.                                                            Genetalia   : jenis kelamin perempuan, tidak odem, tidak ada kelainan, kulit perineal kemerahan
k.                                                          Anus                           : Tidak ada benjolan mencurigakan,kulit daerah anus kemerahan.
l.                                                            Ekstremitas                 : Lengan kiri terpasang infus, kedua kaki bergerak bebas, tidak ada odem.
D. Pengkajian Fungsional Gordon
      1.      Persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Keluarga mengatakan kesehatan merupakan hal yang  penting, jika ada keluarga yang sakit maka akan segera dibawa ke pelayanan kesehatan terdekat.
      2.      Pola nutrisi dan metabolik
Makan    : Tn. “ S “ tidak nafsu makan, makan hanya 3 sendok, tapi sebelum sakit diare mau menghabiskan 1 porsi makan.
Minum   : Tn. “ S “ minumnya tidak terlalu banyak.
      3.      Pola Eliminasi
BAK     :5x/hari
BAB     :5x/hari warna kuning kehijauan bercampur lendir
      4.      Pola aktifitas dan latihan
Pasien merasa lemah dan mengeluh kesakitan
      5.      Pola istirahat tidur
Pasien sering mengeluh tentang sulit untuk tidur
      6.      Pola persepsi sensoris dan kognitif
Pasien sudah mengenal dengan orang-orang di sekilingnya
      7.      Pola hubungan dengan orang lain
Pasien sudah saling mengenal orang-orang disekitarnya
      8.      Pola reproduksi / seksual
Klien berjenis kelamin perempuan, tidak mengalami gangguan genetalia
      9.      Pola persepsi diri dan konsep diri
Klien ingin sembuh dengan cepat
      10.  Pola mekanisme koping
Jika pasien tidak enak badan, maka akan mengeluh kesakitan
      11.  Pola nilai kepercayaan / keyakinan
Keluarga semua beragama islam, keluarga yakin semuanya sudah diatur oleh Allah SWT.
  Ø  Pemeriksaa Serologi/ Imunologi
Jenis pemeriksaan
Hasil Pemeriksaan
Nilai Normal
Tes widal


-O
- (Negatif)
Negatif
-H
1/80
Negatif
-PA
- (Negatif)
Negatif
-PB
-(Negatif)
Negatif
Therapy  :
      1.      Infus RL 15 tpm (750 cc) : Untuk mengganti cairan tubuh yang hilang.
      2.      Injeksi Novalgin 3x1 amp (metampiron 500 mg/ml) : Golongan Analgesik
      3.      Injeksi Ulsikur 3x1 amp (simetidina 200mg/ 2ml) : Antasida dan Ulkus
      4.      Injeksi Cefotaxime 3x1 amp (sefotaksim 500mg/ml) : Antibiotik.

3.2  ANALISA DATA

          Nama pasien       : Tn. “S”                                            No. Ruangan     : 5
          Umur              : 23 tahun
Data
Masalah keperawatan
Etiologi
DS : klien mengatan berak kuning kehijauan bercampur lendir
DO : Turgor kulit menurun, mulut kering, malas makan
Gangguan keseimbangan cairan
Output yang berlebihan
DS : Pasien mengatakan bahwa mengalami perut kembung
DO : setelah dilakukan perkusi diketahui klien distensi, klien tampak menahan kesakitan.
Peristaltik : 40x/ menit
Skala nyeri :
P : sebelum dan sesudah BAB
Q : nyeri seperti teremas
R : pada regio epigastrium
S : skala nyeri 5
T : sering
Gangguan rasa nyaman (nyeri)
Hiperperistaltik
DS : klien mengatakan bahwa klien BAB berkali-kali
DO :klien tampak lemas, mata cowong.
Gangguan pola eliminasi BAB
Infeksi bakteri

3.3   DIAGNOSA KEPERAWATAN

1.      Gangguan keseimbangan cairan b/d output yang berlebihan
2.      Gangguan rasa nyaman ( nyeri ) b/d hiperperistaltik
3.      Gangguan eliminasi BAB : diare b/d infeksi bakteri

3.4  INTERVENSI

No.
Dx
Tujuan dan KH
Intervensi
Rasional
1
Setelah Dilakukan Tindakan Keperawatan 2x24 Jam dengan Tujuan : volume cairan dan elektrolit dalam tubuh seimbang (kurangnya cairan dan elektrolit terpenuhi)
Dengan KH :
-          Turgor kulit cepat kembali.
-          Mata kembali normal
-          Membran mukosa basah
-          Intake output seimbang
1.        pantau tanda kekurangan cairan
2.        observasi/catat hasil intake output cairan
3.        anjurkan klien untuk banyak minum
4.        jelaskan pada ibu tanda kekurangan cairan
5.        berikan terapi sesuai advis :
-          Infus RL 15 tpm
1.      Menentukan intervensi selanjutnya
2.      Mengetahui keseimbangan cairan
3.      Mengurangi kehilangan cairan
4.      Meningkatkan partisipasi dalam perawatan
5.      mengganti cairan yang keluar dan mengatasi diare
2
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x24 jam dengan Tujuan : rasa nyaman terpenuhi, klien  terbebas dari distensi abdomen dengan  KH :
-          Klien tidak menyeringai kesakitan.
-          Klien mengungkapkan verbal (-)
-          Wajah rileks
-          Skala nyeri 0-3
1.      Teliti keluhan nyeri, cacat intensitasnya (dengan skala0-10).
2.      Anjurkan klien untuk menghindari allergen
3.      Lakukan kompres hangat pada daerah perut
4.      Kolaborasi
-          Berikan obat sesuai indikasi
-          Steroid oral, IV, & inhalasi
-          Analgesik : injeksi novalgin 3x1 amp (500mg/ml)
-          Antasida dan ulkus : injeksi ulsikur 3x1 amp (200mg/ 2ml)
1.      Identifikasi karakteristik nyeri & factor yang berhubungan merupakan suatu hal yang amat penting untuk memilih intervensi yang cocok & untuk mengevaluasi ke efektifan dari terapi yang diberikan.
2.      Mengurangi bertambah beratnya penyakit.
3.      Dengan kompres hangat, distensi abdomen akan mengalami relaksasi, pada kasus peradangan akut/peritonitis akan menyebabkan penyebaran infeksi.
4.      Kortikosteroid untuk mencegah reaksi alergi.
5.      Analgesik untuk mengurangi nyeri.
3
Setelah Dilakukan Tindakan Keperawatan 2x24 Jam dengan Tujuan : Konsistensi BAB lembek, frekwensi 1 kali perhari dengan KH :
-          Tanda vital dalam batas normal (N: 120-60 x/mnt, S; 36-37,50 c, RR : < 40 x/mnt )
-          Leukosit : 4000 – 11.000
-          Hitung jenis leukosit : 1-3/2-6/50-70/20-80/2-8
1.      Mengobservasi TTV
2.      Jelaskan pada pasien tentang penyebab dari diarenya
3.      Pantau leukosit setiap hari
4.      Kaji pola eliminasi klien setiap hari
5.      Kolaborasi
-       Konsul ahli gizi untuk memberikan diet sesuai kebutuhan klien.
-       Antibiotik: cefotaxime 3x1 amp (500mg/ml)
1.      kehilangan cairan yang aktif secar terus menerus akan mempengaruhi TTV
2        Klien dapat mengetahui penyebab dari diarenya.
3        Berguna untuk mengetahui penyembuhan infeksi
4        Untuk mengetahui konsistensi dan frekuensi BAB
5        Metode makan dan kebutuhan kalori didasarkan pada kebutuhan.

3.5  IMPLEMENTASI  KEPERAWATAN

Nama pasien                : Tn. “ S “                                No.ruangan       : 5
Umur                           : 23 tahun
TGL/
JAM
NO.
Dx
IMPLEMENTASI
RESPON PS
TTD
Jumat, 03/5/13
16.00
16.15
16.25
21.00
Sabtu,04/5/13
 06.30
07.30
08.50
11.30
14.00
Minggu, 05/5/13
06.00
06.30
08.00
08.30
10.00
1,2,3
1
1,2
1,2
1,3
2,3
1,3
1,2
3,2
1,2,3
3
1,3
2,3
3
-          Mengkaji keluhan pasien
-          Mengobservasi TTV setiap 8 jam
-          Menentukan tanda-tanda kekurangan cairan
-          Memasang infus RL 15 tpm
Memberikan obat:
·         Injeksi Novalgin 1 amp
·         Injeksi Ulsikur 1 amp
·         Injeksi Cefotaxime 1 amp
-          Menganjurkan untuk klien banyak minum
-          Menganjurkan klien untuk istirahat dan melakukan kompres hangat pada daerah perut
-          Mengobservasi TTV
-          Mengganti infus RL 15 tpm
-          Mengkaji pola eliminasi klien
Memberikan obat:
·         Injeksi Novalgin 1 amp
·         Injeksi Ulsikur 1 amp
·         Injeksi Cefotaxime 1 amp
Observasi/catat hasil intake output cairan
Menganjurkan makan dalam porsi sedikit tapi sering.
-          Menyuruh pasien banyak minum agar tidak dehidrasi
-          Jelaskan pada keluarga tanda-tanda kekurangan cairan
 Memberikan obat:
·         Injeksi Dexa 1 amp
·         Injeksi Ulsikur 1 amp
·         Injeksi Cefotaxime 1 amp
-          Mengopservasi  TTV
-          Mengganti cairan infus + drip Neurobio
Menganjurkan makan dalam porsi dikit tapi sering
Mengopservasi tanda tanda dehidrasi
Memberikan obat
·         Injeksi Ulsikur 1 amp
·         Injeksi Cefotaxime 1 amp
Observasi leukosit
DS : Klien mengatakan bahwa BAB       berkali-kali, muntah, dan perut kembung.
DO : Turgor kulit menurun, mulut kering, mata cowong, dan menahan kesakitan
TD = 80/50 mmHg, S = 390 C, N= 112, tampak lemah ,RR 22x/mnt
DS : klien mengatakan akan minum yang banyak
DO  :Turgor kulit berkurang, mukosa mulut kering,disertai muntah.
DS  : expesi wajah klien sedikit rileks
DO  : keluarga kooperatif,dan akan memberikan banyak minum agar klien tidak dehidrasi
 DS  : -
DO  : Tn. “ S “ keluarga kooperatif
DS  : -
DO  : TD = 100/70, S = 380, N = 100x/mnt, RR = 20x/mnt
DS  : -
DO  : Keluarga kooperatif
DS  : Klien mengatakan akan makan dalam porsi kecil tapi sering.
DO  : Keluarga kooperatif
DS  : pasien mengatakan akan minum sesering mungkin
DO  : Tn. “S” keluarga kooperatif
DS  : -
DO  : Tn. “ S “ keluarga kooperatif
DS : -
DO : TD = 100/70, S = 370, N = 100x/mnt, RR = 22x/mnt
DS : klien mengatakan akan makan dalam porsi kecil tapi sering.
DO  :  keluarga kooperatif
DS  : -
DO  : Turgor kulis sedikit membaik , mukusa mulut lembab, muntah berkurang,diare berkurang.
DS  :pasien mengatakan nyeri saat disuntik
DO  : Obat masuk tidak ada tanda alergi
DS : -
DO : Leukosit :  8600/mm3
Hitung jenis leukosit : 1-3/2-6/50-70/20-80/2-8

3.6  EVALUASI KEPERAWATAN

No.
Dx
Hari/tgl
Catatan Perkembangan
TTD
1.
2.
3.
Jumat,03/5/2013
S : Kien mengatakan bahwa masih merasa lemas
O : -    Klien masih tampak lemas
-          Aktifitas klien masih dibantu keluarganya
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi 1-4 dilanjutkan
S : Klien mengatakan bahwa perutnya masih tersa sakit
O : -    Kien tampak menyeringai kesaklitan
-          Klien terus memegangi perutnya
-          Skala nyeri 3
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi 1,3,4,5 dan 6 dilanjutkan
S  : klien mengatakan bahwa klien BAB berkali-kali,sudah mulai berkurang 2x/hari, masih merasa mual tapi tidak sampai muntah.
O : - klien BAB 2x/hari
       - Turgor kulit kembali < 1 detik
       - Mata tidak cowong
       - Klien merasa mual sehingga tidak menghabiskan porsi  makannya
       - Klien tidak muntah
A : Masalah gangguan pola eliminasi BAB teratasi sebagian
P : Pertahankan intervensi 1-4  dilanjutkan
-          Kaji intak output cairan setiap 8 jam
-          Pantau tanda-tanda dehidrasi

1.
2.
3.
Sabtu,04/5/2013
S : Klien mengatakan bahwa merasa lebih sehat
O : -    Klien tampak lebih sehat
-          Klien lebih mandiri dalam melakukan aktifitasnya
-          Turgor kulit < 1 detik kembali
-          Mata tidak cowong
-          Mukosa mulut tidak kering
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
S : Kien mengatakan bahwa sakit perutnya sedikit berkurang
O : Klien menyeringai menahan sakit, skala nyeri 2
A : Masalah tertasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
S : Klien mengatakan bahwa BAB sudah lembek 1-2/hari mual sudah berkurang, tidak muntah lagi.
O : -    Klien BAB 1-2x/hari, konsistensi sedikit lunak
-          Klien menghabiskan  makanannya
-           Klien tidak muntah
-          Turgor kulit kembali < 1 detik
-          Mata tidak cowong
-          Mukosa mulut tidak kering
-          Klien minum 1000cc/hari
A : Masalah teratasi sebagaian
P : Intervensi 1-4 dilanjutkan

1.
2.
Minggu, 05/5/2013
S: Klien mengatakan bahwa perutnya sudah tidak sakit
O : -    Skala nyeri 0
-          Klien tidak menyeringai kesakitan
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
S : Klien mengatakan bahwa sudah tidak merasa mual dan muntah, konsistensi BAB lunak.
O : -    Klien BAB dengan konsistensi lunak
-          Klien tidak merasa mual dan muntah
-          Klien menghabiskan porsi makannya dan minum kurang lebih 1500cc/hari
-          Jumlah leukosit normal
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan

BAB 4

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Setelah melakukan Asuhan keperawatan pada Ny. “S” dengan Gastroenteritis didapatkan kesimpulan bahwa dalam pengkajian telah dilakukan anamnesa yang meliputi data subjektif dan obyektif. Dari pengkajian tersebut diambil suatu diagnosa dan masalah berdasarkan data yang menunjang untuk diambil suatu diagnosa. Setelah melakukan pengkajian pada Ny. “S “ didapatkan diagnosa bahwa Ny. “S “ degan Gastroenteritis dengan masalah gangguan keseimbangan cairan dan resiko kerusakan integritas kulit.
             Intervensi yang diberikan disesuaikan dengan ketentuan yang ada, sedangkan dalam penerapannya disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada. Evaluasi dilakukan setelah implementasi dilakukan. Dalam evaluasi Ny. “S “ menunjukkan suatu kemajuan yaitu frekwensi BAB mulai berkurang, dehidrasi dapat ditangani, resiko kerusakan integritas kulit yang lebih parah tidak terjadi.

4.2 Kritik dan Saran

Dalam pembuatan makalah ini tidak lepas dari kesalahan. Maka dari itu saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna penyempurnaa penulisan askep yang akan datang. Terima kasih

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Arief, Mansjoer. 2000. Kapita Selekta Jilid II Edisi 3. Media Aesculapius : Jakarta
Dongoes , Mariliynn. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. EGC : Jakart
Carpenito-moyet, Lynda juall. 2007, “Buku Saku Diagnosis Keperawatan”, Jakarta




Semoga refrensi ini bisa membantu teman2 Sekalian

No comments:

Post a Comment

Terimakasih Anda Telah Berkunjung Diblog Askep Perawat dan Bidan, Semoga blog saya ini berguna untuk kita semua dan masyarakat..

mohon di share dan dikomentari blog saya ini. untuk jadi motipasi memperbaiki blog saya ini..

"Terima Kasih"

Apakah Anda Puas Dengan Blog Saya..?